- Oleh MC PROV ACEH
- Selasa, 12 November 2024 | 22:57 WIB
: Trans Koetaradja Jadi Contoh Sukses Pembangunan Transportasi Umum
Oleh MC PROV ACEH, Selasa, 12 November 2024 | 20:40 WIB - Redaktur: Untung S - 22
Banda Aceh, InfoPublik – Kota Banda Aceh perlu belajar dari keterlambatan yang dialami oleh Jakarta dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia dalam penyediaan infrastruktur transportasi umum. Pembangunan transportasi umum di Jakarta bahkan dinilai mengalami keterlambatan hingga 30 tahun, yang membuat permasalahan transportasi di kota-kota besar menjadi sangat sulit untuk diselesaikan.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Haris Muhammadun, saat menjadi pembicara dalam Seminar Pengembangan Angkutan Umum Perkotaan di Ibu Kota Provinsi Aceh yang berlangsung di Hotel Hermes Banda Aceh pada Senin (11/11/2024).
Menurut Haris, keterlambatan dalam membangun transportasi umum pada sebuah kota sering kali menyebabkan masyarakat beralih menggunakan kendaraan pribadi, yang semakin memperburuk masalah kemacetan dan polusi.
"Justru kota-kota yang memulai pembangunan transportasi umum dari awal, seperti Banda Aceh, tidak akan menghadapi masalah besar di masa depan. Aceh, khususnya Banda Aceh, belum terlambat karena mereka memulai sejak dari kota kecil dengan potensi yang lebih mudah untuk dikelola," ujar Haris, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ).
Haris menambahkan, dirinya akan terus mendorong Kementerian Perhubungan untuk memberikan stimulus bagi kota-kota kecil (non-metropolitan) yang telah menunjukkan komitmen tinggi terhadap pembangunan transportasi umum perkotaan, salah satunya adalah Trans Koetaradja yang beroperasi di Banda Aceh dan sekitarnya.
"Saya sangat mengapresiasi Pemerintah Aceh yang telah menginisiasi layanan angkutan massal perkotaan, Trans Koetaradja, sejak 2016. Delapan tahun adalah waktu yang sangat sulit untuk mempertahankan layanan ini, tetapi Trans Koetaradja tetap eksis dan beroperasi secara gratis," tambah Haris.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, menyampaikan rasa terima kasih atas diskusi yang sangat bermanfaat bagi Dinas Perhubungan Aceh dan seluruh stakeholder terkait dalam penyediaan layanan angkutan massal perkotaan di Banda Aceh. Teuku Faisal juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2025, Dinas Perhubungan Aceh akan melakukan kajian lebih lanjut mengenai kebutuhan transportasi umum di sejumlah kabupaten/kota serta merencanakan penerapan layanan digital pada Trans Koetaradja.
Selain menghadirkan pembicara dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, acara ini juga mengundang Prof. Sugiarto, Guru Besar Bidang Ilmu Sistem Transportasi Universitas Syiah Kuala (USK), yang memaparkan materi mengenai pengembangan transportasi perkotaan untuk mendukung optimasi pemanfaatan ruang di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.
Dengan adanya seminar ini, diharapkan semakin banyak ide dan langkah konstruktif yang dapat diimplementasikan untuk mempercepat pengembangan sistem transportasi umum di Banda Aceh dan kawasan sekitarnya, guna menciptakan kota yang lebih tertata, ramah lingkungan, dan bebas kemacetan. (Mc Aceh/03r)