- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Rabu, 27 November 2024 | 02:53 WIB
: Lailatul Badriyah, S.Pd.I, peserta dari kafilah Jawa Timur yang turut berpartisipasi dalam cabang Kaligrafi Lukis Kontemporer Putri di ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Korpri Nasional VII Tahun 2024 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (5/11/2024). Foto: MC Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Rabu, 6 November 2024 | 17:38 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 112
Surabaya, InfoPublik – Keindahan Al-Qur'an terpancar dalam goresan yang dibuat Lailatul Badriyah, S.Pd.I, peserta dari kafilah Jawa Timur yang turut berpartisipasi dalam cabang Kaligrafi Lukis Kontemporer Putri di ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Korpri Nasional VII Tahun 2024 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Dalam karyanya yang dilombakan pada Selasa (5/11/2024) di Auditorium Masjid Darussalam, Lailatul menyulap QS. Al-Fathir ayat 38 menjadi sebuah mahakarya yang penuh penghayatan dan makna mendalam.
Menggunakan media kanvas berukuran 30 x 60 cm dan cat acrylic yang cerah namun tenang, Lailatul yang sehari-hari berprofesi sebagai guru di SDN Kalibendo 01, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, berhasil membawa penonton ke dalam refleksi ayat tersebut melalui komposisi warna dan gaya kaligrafi kontemporer yang lembut namun berdaya tarik kuat. QS. Al-Fathir ayat 38 berbunyi:
"Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati."
Ayat ini secara spontan dipilih melalui undian yang dilakukan sebelum lomba dimulai, memberikan Lailatul waktu yang terbatas untuk menuangkan ide kreatifnya. Namun, dengan ketekunan dan penghayatan yang mendalam terhadap pesan ayat tersebut, ia berhasil menciptakan karya yang tidak hanya menyampaikan keindahan visual tetapi juga membawa makna spiritual yang kuat. Setiap sapuan kuasnya terlihat menghadirkan sentuhan khas kaligrafi dengan gaya kontemporer yang mencerminkan kedalaman makna ayat ini tentang pengetahuan Tuhan yang melampaui segalanya.
Lailatul memilih latar belakang dengan warna-warna lembut namun tegas, seperti perpaduan hijau dan biru muda yang menyimbolkan ketenangan dan kedamaian langit dan bumi. Lalu, melalui guratan tinta hitam yang mengalir, ia menuliskan kalimat-kalimat ayat tersebut dalam gaya kontemporer yang dinamis, memadukan elemen tradisional kaligrafi Arab dengan sentuhan modern. Hal ini menciptakan kesan bahwa isi hati manusia dan rahasia alam semesta adalah bagian dari kebesaran Allah yang abadi.
"Saya ingin karya ini tidak hanya indah secara visual tetapi juga mampu mengajak setiap orang yang melihat untuk merenungkan makna di balik ayat ini," ujar Lailatul dengan penuh perasaan. Sebagai seorang guru yang juga terjun ke dunia seni kaligrafi, ia mengaku selalu ingin menginspirasi murid-muridnya agar mencintai Al-Qur'an bukan hanya dari segi bacaan, tetapi juga dari nilai keindahan yang terkandung dalam setiap kalimatnya.
Pembina Kaligrafi Lukis Kontemporer H. Anwar Syamsuddin dari LPTQ Jatim yang mendampingi Lailatul dalam lomba tersebut, memberikan apresiasi tinggi atas kreativitas dan penghayatan Lailatul. "Dia menampilkan sesuatu yang luar biasa, yang bukan hanya menyampaikan keindahan ayat Al-Qur'an, tapi juga merangkul semua yang melihat untuk menyadari kekuasaan Allah yang tak terbatas. Saya melihat Lailatul tidak hanya mengandalkan keterampilan, tetapi juga hati dan rasa cintanya pada Al-Qur'an dalam karya ini," ungkapnya.
Kaligrafi kontemporer yang ditampilkan Lailatul mengundang banyak perhatian dari para penonton yang hadir. Banyak yang terpukau dengan kepiawaiannya menggabungkan unsur tradisional kaligrafi dengan gaya kontemporer yang segar, menciptakan pengalaman visual yang berkesan dan menyentuh hati. Salah satu juri menyampaikan kekagumannya, menyebut karya Lailatul sebagai bentuk penghayatan religius yang mampu menjembatani generasi muda dalam memahami makna Al-Qur'an melalui bahasa seni.
Karya Lailatul menjadi salah satu contoh bagaimana seni kaligrafi dapat menjadi media dakwah yang kuat, yang tidak hanya berbicara kepada mata tetapi juga menyentuh sanubari. Melalui perpaduan warna dan gaya huruf yang apik, ia menyampaikan pesan bahwa ilmu dan rahasia Allah di langit dan bumi takkan pernah dapat dijangkau oleh pengetahuan manusia, namun isi hati kita senantiasa Dia ketahui.
Momen ini juga menjadi cerminan dari upaya Jawa Timur dalam mengembangkan seni kaligrafi sebagai bagian dari pemahaman spiritual. Setiap goresan yang dibuat oleh Lailatul tidak hanya menunjukkan keterampilan tangan tetapi juga menggambarkan ketulusan hati. Baginya, kaligrafi bukan sekadar seni rupa, melainkan cara untuk merenungkan kedalaman pesan-pesan Ilahi yang tertuang dalam Al-Qur'an.
Para pengunjung dan peserta lain tampak terinspirasi dengan karya Lailatul, dan ia berharap seni ini dapat semakin dicintai oleh masyarakat luas. "Saya ingin orang yang melihat karya ini bisa ikut merasakan kedamaian dan kebesaran Allah yang ada dalam Al-Qur'an. Sebagai seorang guru, saya juga berharap ini bisa menjadi motivasi bagi generasi muda untuk lebih menghargai seni kaligrafi dan nilai-nilai Al-Qur'an," ujarnya penuh harap.
Di tengah suasana yang penuh khidmat itu, Lailatul Badriyah telah menunjukkan bahwa Al-Qur'an memiliki cara tersendiri untuk menyapa hati manusia, bahkan melalui media yang tak terduga seperti kanvas kaligrafi. Pesonanya pun seolah mengajak semua yang hadir untuk lebih dalam memahami firman Allah yang penuh hikmah, seperti yang tercermin dalam QS. Al-Fathir ayat 38 yang ia tuangkan dengan penuh kesungguhan dan rasa cinta.
Musabaqah Tilawatil Qur'an Korpri Nasional VII Tahun 2024 di Kalimantan Tengah ini bukan hanya menjadi ajang kompetisi seni kaligrafi, tetapi juga wahana untuk menyebarkan kecintaan terhadap Al-Qur'an di hati seluruh ASN yang hadir dari berbagai penjuru Indonesia. Melalui karya Lailatul dan para peserta lainnya, ayat-ayat Al-Qur'an pun semakin membumi, menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus mendalami dan memahami maknanya dalam kehidupan sehari-hari. (MC Jatim/ida-jal/eyv)