- Oleh MC KAB PROBOLINGGO
- Kamis, 7 November 2024 | 12:31 WIB
: Perkuat Kolaborasi dan Pelaku Usaha, Diperta Gelar Temu Kemitraan
Oleh MC KAB PROBOLINGGO, Kamis, 7 November 2024 | 12:19 WIB - Redaktur: Juli - 67
Tegalsiwalan, InfoPublik - Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo menggelar temu kemitraan di Kelompok Wanita Tani (KWT) Wanita Lestari Desa Banjarsawah Kecamatan Tegalsiwalan pada Senin (4/11/2024).
Kegiatan yang diikuti oleh petani dan pelaku usaha dari Kecamatan Leces, Tegalsiwalan, Banyuanyar, Dringu, Gending dan Maron ini dihadiri oleh Plt Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo, Yahyadi dan Kepala Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Diperta Kabupaten Probolinggo Faiq El Himmah.
Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, Yahyadi mengatakan tujuan utama dari temu kemitraan ini adalah untuk mengatasi keluhan-keluhan yang sering dihadapi oleh petani, terutama terkait dengan fluktuasi harga yang merugikan.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi petani yang merugi akibat harga cabe atau bawang merah yang anjlok, apalagi sampai harus dibuang,” katanya.
Yahyadi menyarankan agar petani dan pelaku usaha bekerja sama dalam mengolah hasil pertanian yang tidak laku di pasar, seperti mengolah cabe atau bawang merah menjadi produk olahan yang memiliki nilai tambah.
“Jika harga cabai anjlok misalnya, kita bisa mengolahnya menjadi produk olahan seperti sambal atau cabe dalam botol. Begitu juga dengan bawang merah, bisa diolah menjadi camilan bawang merah,” terangnya.
Menurut Yahyadi, tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mempertemukan petani dengan UMKM sehingga mereka dapat bekerja sama dalam mengelola hasil pertanian dan menghindari pemborosan.
“Kami berharap dengan adanya kemitraan ini, harga cabe dan bawang merah yang anjlok tidak lagi menjadi masalah, karena ada pelaku usaha yang bisa menangani atau mengolah hasil pertanian menjadi barang olahan yang memiliki nilai jual tinggi,” terangnya.
Sementara Kepala Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Diperta Kabupaten Probolinggo, Faiq El Himmah menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi petani cabe dan bawang merah dengan pelaku usaha dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
“Kemitraan ini sangat penting untuk memastikan ketersediaan sarana pertanian yang memadai dan untuk memperkenalkan teknologi terbaru dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman,” ujarnya.
Faiq menjelaskan komoditas cabe rawit dan bawang merah memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga sangat penting untuk menjaga stabilitas harga di pasar. “Kemitraan ini diharapkan dapat mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh petani, seperti kondisi lahan yang kurang optimal, perubahan iklim, hama penyakit dan keterbatasan akses terhadap sarana produksi,” jelasnya.
Salah satu masalah utama yang dihadapi petani jelas Faiq adalah fluktuasi harga yang sering kali membuat mereka rugi. Selain itu, masalah pasca panen seperti penyimpanan hasil yang kurang memadai dan keterbatasan jaringan pemasaran yang menjadi kendala besar bagi petani. “Oleh karena itu saya menekankan pentingnya akses terhadap teknologi dan informasi terbaru yang dapat mendukung peningkatan produktivitas pertanian,” terangnya.
Menurut Faiq, Diperta berperan penting dalam menyediakan sarana produksi seperti benih unggul, pupuk dan alat pertanian yang diperlukan oleh petani. Selain itu, mereka juga mengadakan pelatihan dan penyuluhan kepada petani tentang inovasi pertanian, termasuk dalam hal pengendalian hama dan penyakit tanaman.
“Salah satu inisiatif yang diusung adalah penerapan sistem pertanian yang ramah lingkungan dan efisien seperti SL GAP dan pengendalian hama berbasis ekologi tepat guna untuk melindungi tanaman,” tegasnya.
Faiq menekankan pentingnya pembaruan teknologi dalam pertanian dengan mengadopsi teknologi digital dan modern. “Teknologi ini dapat membantu petani dalam pemantauan cuaca, pengelolaan hama serta efisiensi irigasi yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas pertanian,” tambahnya.
Lebih lanjut Faiq menjelaskan bahwa tujuan utama dari kemitraan ini adalah terciptanya skema kerja sama yang saling menguntungkan antara petani dan pelaku usaha. Petani diuntungkan dengan adanya jaminan pasar, stabilitas harga dan dukungan teknis dari pelaku usaha.
Sementara pelaku usaha mendapatkan akses terhadap bahan baku berkualitas tinggi dan kesinambungan pasokan. Dengan demikian, diharapkan kemitraan ini dapat berjalan dengan baik, saling mendukung dan menguntungkan kedua belah pihak,” pungkasnya. (MC Kabupaten Probolinggo/wan/son)