RSUD Waluyo Jati Gelar Rakorev Kerja Sama dengan Mitra Bidang Penunjang

: RSUD Waluyo Jati Gelar Rakorev Kerja Sama dengan Mitra Bidang Penunjang


Oleh MC KAB PROBOLINGGO, Kamis, 7 November 2024 | 11:38 WIB - Redaktur: Juli - 62


Kraksaan, InfoPublik - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waluyo Jati menggelar rapat koordinasi dan evaluasi (rakorev) kerja sama dengan mitra bidang penunjang rumah sakit pada Selasa (5/11/2024).

Kegiatan yang berlangsung di ruang rapat utama rumah sakit ini dipimpin oleh Direktur RSUD Waluyo Jati dr. Yessi Rahmawati didampingi Kepala Bidang Pelayanan Penunjang Sugianto ini diikuti oleh mitra bidang penunjang rumah sakit.

Rakor ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara RSUD Waluyo Jati dengan berbagai mitra yang terlibat dalam penunjang layanan rumah sakit. Bidang penunjang ini terdiri dari instalasi farmasi, radiologi, laboratorium, gizi, rekam medis, rehabilitasi medis, instalasi CSSD & laundry hingga pemeliharaan alat kesehatan.

Direktur RSUD Waluyo Jati dr. Yessi Rahmawati menyampaikan, kegiatan ini diadakan untuk menyamakan persepsi antara pihak rumah sakit dan mitra serta untuk meningkatkan kualitas kerja sama dalam rangka memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.

“Tujuan utama rakor ini adalah untuk mempererat tali silaturahim guna menuju kerja sama yang semakin harmonis, menyamakan persepsi, memberikan informasi terkait program rumah sakit dan kebijakan serta memperlancar semua kegiatan layanan kerja sama dan layanan kepada masyarakat,” katanya.

Yessi mengungkapkan beberapa kendala di lapangan. Seperti proses pemesanan yang terhambat akibat adanya ngelock order yang membutuhkan waktu hingga 3-7 hari untuk mendapatkan persetujuan dari vendor.

“Termasuk keterbatasan stok barang pada beberapa vendor. Di mana adanya batasan minimal order membuat pihak rumah sakit harus lebih selektif dalam memilih produk yang dibutuhkan,” ungkapnya.

Kendala lainnya yang dihadapi adalah adanya kesalahan input data terkait diskon, harga dan jumlah barang yang menyebabkan keterlambatan dalam entri stok. Beberapa vendor juga dinilai lambat dalam memberikan respons terhadap permintaan, sementara koordinasi dengan penyedia bahan medis habis pakai (BMHP) menjadi sulit karena kurangnya tenaga penjual (sales).

“Selain itu, terdapat masalah pada penyedia barang baru yang memiliki waktu pengiriman lebih lama jika dibandingkan dengan penyedia barang yang sudah lama bekerja sama,” jelasnya.

Untuk itu Yessi mengingatkan agar komunikasi antara RSUD Waluyo Jati dan mitra tetap berjalan efektif, dengan saling mengingatkan mengenai tenggat waktu perpanjangan nota kesepahaman (MoU). Pentingnya untuk menyelesaikan segala kendala sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.

“Jika ada kendala, kami harap bisa diselesaikan dengan baik sesuai dengan kesepakatan yang sudah ada dan bagi mitra yang belum melakukan perpanjangan MoU, mari segera kita diskusikan bersama agar tidak ada yang terlewatkan,” tegasnya.

Selain membahas kendala teknis, rapat ini juga membahas mengenai kebijakan pembayaran belanja untuk tahun 2024. Dalam hal ini, RSUD Waluyo Jati memastikan bahwa seluruh pembayaran belanja yang telah dilakukan hingga Oktober 2024 akan diproses sesuai ketentuan. Adapun untuk belanja bulan November dan Desember 2024, pembayaran akan dilakukan pada triwulan pertama 2025.

“Pembayaran untuk belanja yang dilakukan sampai Oktober 2024 akan kami proses. Sementara belanja di bulan November dan Desember baru akan dibayarkan pada triwulan pertama tahun 2025,” pungkasnya.

(MC Kabupaten Probolinggo/wan/son)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB PROBOLINGGO
  • Kamis, 7 November 2024 | 12:31 WIB
Pemkab Probolinggo dan DPRD Mulai Bahas 5 Naskah Raperda
  • Oleh MC KAB PROBOLINGGO
  • Kamis, 7 November 2024 | 12:26 WIB
Bapelitbangda Sosialisasikan Perda Nomor 5 Tahun 2024 Tentang RPJPD 2025-2045
  • Oleh MC KAB PROBOLINGGO
  • Kamis, 7 November 2024 | 12:17 WIB
Pemkab Probolinggo Salurkan Beras Cadangan Pangan bagi Masyarakat Miskin
  • Oleh MC KAB PROBOLINGGO
  • Kamis, 7 November 2024 | 12:15 WIB
GOW Gelar Sosialisasi Pencegahan Perkawinan Anak dalam Perspektif Milenial