- Oleh Eko Budiono
- Selasa, 24 Desember 2024 | 12:48 WIB
: Acara Workshop Sharing Learning IAD (Integrated Area Development), di Ruang Nararya Kirana Kantor Bupati Lumajang, Senin (4/11/2024).
Oleh MC KAB LUMAJANG, Rabu, 6 November 2024 | 11:54 WIB - Redaktur: Elvira - 2K
Lumajang, InfoPublik - Kabupaten Lumajang memaparkan pengalaman dalam mengelola perhutanan sosial sebagai langkah strategis menjaga kelestarian hutan sekaligus mendukung ketahanan pangan dalam workshop Sharing Learning Integrated Area Development (IAD).
Dalam acara tersebut, yang dihadiri perwakilan dari Kabupaten Garut dan Kabupaten Madiun, Pj. Bupati Lumajang Indah Wahyuni (Bunda Yuyun) menjelaskan bagaimana program perhutanan sosial di Lumajang berperan penting tidak hanya sebagai pelindung ekosistem hutan, tetapi juga sebagai penyedia sumber pangan lokal yang berkelanjutan.
Menurut Bunda Yuyun, perhutanan sosial di Lumajang telah berhasil mengurangi tekanan terhadap alih fungsi lahan, dengan memanfaatkan kawasan hutan sebagai lahan produktif yang ramah lingkungan. Masyarakat di sekitar hutan, seperti di kawasan Senduro, kini dapat menanam komoditas pangan seperti talas, pisang, dan bahkan mengembangkan sentra susu kambing. Produk-produk tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan lokal, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peluang ekonomi baru.
“Konsep perhutanan sosial ini memungkinkan hutan tetap lestari sambil memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat. Mereka bisa mengelola hutan dengan bijak dan tidak merusak ekosistem, sehingga tercipta keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan ketahanan pangan,” ungkap Bunda Yuyun dalam sambutannya di Ruang Nararya Kirana Kantor Bupati Lumajang, Senin (4/11/2024).
Sementara itu, Kepala Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Wilayah Jawa, Danang Kuncara Sakti, menyampaikan bahwa kolaborasi dengan Lumajang sangat penting untuk mempelajari penerapan perhutanan sosial yang berkelanjutan. Kabupaten Garut dan Madiun diharapkan dapat mengadopsi pendekatan serupa, dengan fokus pada pengelolaan hutan yang mendukung ketahanan pangan serta nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.
“Upaya seperti ini sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan menjaga ketahanan pangan di masa depan. Dengan melihat keberhasilan Lumajang, kami optimis bahwa perhutanan sosial bisa diterapkan di daerah lain dengan hasil yang positif untuk lingkungan dan ekonomi,” ujar Danang.
Melalui kolaborasi lintas daerah tersebut, Lumajang berkomitmen untuk memperluas manfaat perhutanan sosial, baik dalam pelestarian ekosistem maupun pemenuhan kebutuhan pangan lokal yang sehat dan berkualitas. Kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah awal bagi terciptanya sistem pengelolaan hutan yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan ketahanan pangan bagi masyarakat di berbagai wilayah. (MC Kab. Lumajang/Ydc/An-m)