- Oleh MC PROV BANTEN
- Rabu, 30 Oktober 2024 | 22:05 WIB
: Penjabat (Pj) Sekda Provinsi Banten, Usman Asshiddiqi Qohara mendampingi Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (KPK)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Wihaji dalam Kunjungan Kerja ke Desa Pasar Keong, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Rabu (30/10/2024). Gambar oleh Biro Adpimpro Setda Provinsi Banten.
Oleh MC PROV BANTEN, Rabu, 30 Oktober 2024 | 20:32 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 90
Banten, InfoPublik - Penjabat (Pj) Sekda Provinsi Banten, Usman Asshiddiqi Qohara mendampingi Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (KPK)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Wihaji dalam kunjungan kerja (kunker) ke Desa Pasar Keong, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Rabu (30/10/2024).
Kunjungan yang diikuti Wakil Menteri Isyana Bagoes Oka bersama jajaran pejabat utama di kementerian dalam rangka langkah nyata penurunan stunting.
Usman mengungkapkan, dalam penanganan stunting, sesuai arahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Pemprov Banten telah melaksanakan kegiatan intervensi serentak pencegahan stunting di seluruh kabupaten/kota yang telah dilaksanakan pada 1 sampai 30 Juni 2024.
"Seperti deteksi dini dan edukasi masalah gizi kepada seluruh sasaran balita dengan meningkatkan kunjungan posyandu pemeriksaan kesehatan dan edukasi kepada seluruh sasaran calon pengantin dan ibu hamil," katanya.
Selain itu, Pemprov Banten juga mempersiapkan alat antropometri terstandar dan kader posyandu terampil dalam pengukuran antropometri terstandar intervensi pada ibu hamil dan balita yang bermasalah gizi.
Berbagai upaya yang sudah dilakukan oleh Pemprov Banten dalam menurunkan jumlah penderita stunting dengan capaian yang diraih seperti persentase anak usia 6-23 bulan yang mendapat makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) pada 2023 di Provinsi Banten mencapai 93,8 persen dengan target nasional 70 persen.
"Kemudian persentase ibu hamil yang mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan juga terjadi peningkatan, pada tahun 2022 sebesar 90 persen, tahun 2023 sebesar 92,3 persen. Jauh dari angka target nasional 70 persen," ucapnya.
Kemudian ia menambahkan, angka persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi terjadi penurunan, di mana pada 2022 sebesar 93,8 persen, sedangkan 2023 sebesar 76,1 persen dengan target nasional 85 persen.
Penurunan juga terjadi pada ibu hamil kurang energi kronik (KEK). Setelah mendapatkan tambahan asupan gizi, terjadi penurunan pada dua tahun terakhir di mana pada 2022 sebesar 95,1 persen dan 2023 sebesar 77,3 persen dari target nasional 87 persen.
"Alhamdulillah atas kerja sama seluruh pihak, stunting di Provinsi Banten berdasarkan aplikasi e-PPGBM terus terjadi penurunan," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu Kepala BKKBN RI Wihaji mengatakan, kegiatan kunker ini dilakukan untuk memastikan program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS) berjalan efektif sampai tingkat daerah.
Apalagi hal itu merupakan komitmen kuat pemerintah dalam mengatasi prevalensi stunting dengan mengoptimalkan sinergi lintas sektor yang terfokus pada peningkatan kesehatan ibu dan anak serta peran strategis masyarakat setempat.
"Kita lihat progres yang dilakukan oleh Pemkab Lebak ini sudah luar biasa. Kita berharap angka stunting dapat ditekan secara signifikan untuk mendukung generasi masa depan Indonesia," katanya. (Milss/ MC Prov Banten)