- Oleh MC KAB SERUYAN
- Rabu, 30 Oktober 2024 | 17:13 WIB
: Pengamat dan peneliti dari Jogyakarta Sunaji Zamronimenyatakan masalah utama di Seruyan adalah Bagian Tengah dan Hilir - Foto : mc kab Seruyan
Oleh MC KAB SERUYAN, Rabu, 30 Oktober 2024 | 14:33 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 99
Banjarmasin, InfoPublik - Kerajinan hasil hutan bukan kayu (HHBK) mengacu pada produk yang dihasilkan dari sumber daya hutan yang bukan kayu, seperti rotan, bambu, daun, biji-bijian, dan getah. Bahan-bahan ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan untuk menciptakan produk bernilai ekonomi tanpa menebang pohon.
Keseriusan Pemerintah Kabupaten Seruyan untuk masyarakat sekitar hutan dalam mendukung dan menambah penghasilan masyarakat lokal sekitar hutan dengan mengadakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pengurus BUMDes dalam Pambangunan Unit Usaha Hasil Hutan Bukan Kayu 2024 adalah langkah yang tepat
Sunaji Zamroni Pengamat dan peneliti dari Jogyakarta yang juga sebagai salah satu nara sumber pada acara pelatihan ini Rabu, (30/10/24) mengatakan agar kerajinan hasil hutan bukan kayu (HHBK) diatur untuk memastikan bahwa pemanfaatan sumber daya hutan ini berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan.
Aturan dilakukan memalui pelatihan kepada masyarakat, diharapkan pemanfaatan HHBK dapat terus mendukung ekonomi masyarakat lokal tanpa merusak hutan dan lingkungan, serta menjaga keseimbangan alam dalam jangka panjang, karena Kerajinan dari bahan alam bukan kayu sudah menjadi warisan nenek moyang.
Apalagi sumber daya alam kabupaten Seruyan sangat melimpah dan memadai untuk bahan bakunya, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan membuat kerajinan tangan, seperti rotan, Getah Damar dan Kerajinan dari Kulit Kayu.
Menurut Naji, “problem utamanya di Seruyan adalah bagian tengah dan hilirnya sedangkan untuk bagian hulu tidak ada kendala karena bahan yang melimpah.
”Hal yang perlu diperkuat adalah pada bagian tengah dan hilirnya agar Kabupaten Seruyan bisa aktif bersaing dalam produksi dan pemasaran hasil UMKM. Pada bagian tengahnya dengan mengadakan pelatihan pelatihan seperti ini sudah tepat, agar macam produksi bisa lebih kreatif dan inovatif sehingga memperkuat bagian hilirnya yaitu pemasaran dan mencarikan bayer atau kolaborator untuk membeli produk UMKM Seruyan,"jelasnya.
Ia juga menambahkan kunci utama ekosistem UMKM untuk berhasil adalah perlu adanya komitmen dan kebijakan Pemerintah Daerah baik dalam pengembangan Sumber Daya Manusia, fasilitasi seperti internet, dan regulasi. Pemerintah harus aktif, kreatif dan inovatif seperti mencarikan bayer/kolaborator dengan catatan tidak ekploitasi karena di samping fungsi pemerintah adalah sebagai fasilitasi dan juga sebagai pelindung (To Serve and to Protect). (mc Kab Seruyan/Eyv).