- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Jumat, 25 Oktober 2024 | 17:21 WIB
: Universitas Wijaya Putra bantu Cciptakan lingkungan sekolah bebas Bullying -Foto:mc.jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Jumat, 25 Oktober 2024 | 13:57 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 70
Surabaya, InfoPublik- Dalam rangka mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dosen Universitas Wijaya Putra (UWP) melakukan pendampingan kepada guru SD Al Kautsar melalui Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menangani kasus bullying dan kekerasan di lingkungan sekolah.
SD Al Kautsar, yang terletak di Pondok Benowo Indah, Babat Jerawat, Kec. Pakal, Kota Surabaya, merupakan sekolah berakreditasi A di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sekolah ini selama ini menghadapi tantangan dalam menangani kasus-kasus bullying.
Starry Kireida Kusnadi, S.Psi., M.Psi., Psikolog, yang memimpin program PKM Jumat (25/10/2024) menjelaskan banyak guru masih minim pengetahuan mengenai bullying dan kekerasan di sekolah. Hal ini menyebabkan strategi pencegahan dan penanganan yang kurang optimal.
“Banyak guru yang belum memahami jenis-jenis bullying serta kondisi psikologis siswa yang menjadi korban atau pelaku. Ini berdampak pada lambatnya tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh sekolah,”kata Starry.
Workshop ini berfokus pada tiga aspek utama: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif melibatkan pretest dan posttest untuk mengukur pemahaman guru tentang bullying. Aspek afektif mencakup bedah kasus dan pemutaran film untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam. Aspek psikomotorik melibatkan pendampingan dalam pembentukan Satgas Anti Bullying dan Kekerasan, memastikan adanya tindak lanjut dari hasil workshop.
Kepala SD Al Kautsar, Hartini, menyatakan bahwa sebelum workshop, guru masih kurang memahami jenis-jenis bullying dan strategi penanganannya. “Banyak kasus bullying yang terjadi, tetapi penanganannya sering kali lambat karena minimnya pengetahuan guru,” jelasnya.
Dengan adanya workshop, guru kini lebih memahami pengertian dan jenis-jenis bullying serta dampak psikologis bagi korban dan pelaku. “Setelah workshop, guru diharapkan lebih cepat dan tepat dalam menangani kasus bullying. Pendampingan dalam pembentukan Satgas Anti Bullying dan Kekerasan juga membantu meminimalisir dan mengontrol situasi,” tambah Dra. Hartini.
Program pengabdian yang dilakukan oleh Tim PKM Dosen Universitas Wijaya Putra ini diharapkan dapat berlanjut untuk memperkuat kompetensi guru dalam menghadapi tantangan di dunia pendidikan, terutama terkait bullying dan kekerasan di sekolah. (MC Prov Jatim /hjr-her/eyv)