- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Jumat, 22 November 2024 | 20:30 WIB
:
Oleh MC KOTA PARIAMAN, Rabu, 23 Oktober 2024 | 14:31 WIB - Redaktur: Untung S - 170
Pariaman, InfoPublik – Setiap 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri, yang menjadi momentum untuk mengingat, mengenang, dan meneladani kaum santri yang telah berjuang menegakkan kemerdekaan Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Pariaman melalui Asisten II Sekretariat Daerah Kota Pariaman, Elfis Candra, saat membacakan sambutan Menteri Agama dalam Apel Peringatan Hari Santri tingkat Kota Pariaman tahun 2024 di halaman Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pariaman, Desa Santok, Kecamatan Pariaman Timur, pada Selasa (22/10/2024).
“Hari Santri yang kita peringati setiap 22 Oktober merupakan momentum untuk mengenang dan meneladani para santri yang telah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sejarah mencatat bahwa kaum santri adalah salah satu kelompok yang paling aktif dalam menggelorakan perlawanan terhadap penjajah,” ujarnya.
Elfis menjelaskan bahwa peringatan Hari Santri merujuk pada ditetapkannya 22 Oktober 1945, saat peristiwa “Resolusi Jihad” yang dimaklumatkan oleh Hadratus Syekh Kiai Haji Hasyim Asyari. Resolusi tersebut mewajibkan setiap muslim untuk membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari serangan penjajah.
“Dalam fatwa Resolusi Jihad, Hadratus Syekh Kiai Haji Hasyim Asyari menyatakan bahwa berperang melawan penjajah adalah fardhu ‘ain, yang harus dikerjakan oleh setiap orang Islam, tanpa memandang jenis kelamin atau usia, baik bersenjata maupun tidak,” tambahnya.
Sejak Resolusi Jihad dimaklumatkan, semangat juang para santri dan masyarakat umum semakin berkobar untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mereka berjuang tanpa rasa takut hingga mencapai puncak perlawanan pada 10 November 1945, yang kini kita peringati sebagai Hari Pahlawan.
“Tema Hari Santri Nasional 2024, yakni ‘Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan’ menegaskan bahwa santri masa kini memiliki tugas untuk meneruskan perjuangan para pendahulu yang telah berjuang tanpa lelah demi kemerdekaan dan keutuhan bangsa,” ungkapnya.
Menyambung juang bukan hanya berarti mengenang, tetapi juga beraksi dengan semangat yang sama dalam menghadapi tantangan zaman modern. Jika para pendahulu berjuang melawan penjajah dengan angkat senjata, maka santri saat ini berjuang melawan kebodohan dan kemunduran dengan angkat pena.
Dalam pidatonya, Menteri Agama juga berpesan kepada para santri, “Rengkuhlah masa depan dengan semangat dan ketekunan. Kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Teruslah berinovasi dan berkontribusi untuk meraih kegemilangan masa depan Indonesia.”
Dalam rangka memperingati Hari Santri, Kantor Kemenag Kota Pariaman menyelenggarakan berbagai perlombaan olahraga di tingkat pondok pesantren dan sekolah se-Kota Pariaman, dengan penyerahan piala dan penghargaan yang dilakukan pada Apel Hari Santri tersebut. (fadli)