- Oleh MC KOTA PALANGKA RAYA
- Kamis, 7 November 2024 | 10:13 WIB
:
Oleh MC PROV RIAU, Sabtu, 12 Oktober 2024 | 12:51 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 214
Pekanbaru, InfoPublik – Provinsi Riau mencatat deflasi sebesar 0,33 persen (month to month/ mtm) pada September 2024, melanjutkan tren deflasi yang telah terjadi sejak Juni 2024. Penurunan harga komoditas hortikultura, khususnya cabai merah dan cabai rawit, menjadi faktor utama penyebab deflasi ini.
Pasokan cabai yang melimpah dari daerah sentra produksi seperti Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Jawa, seiring dengan masa panen, turut berkontribusi pada penurunan harga cabai di Riau.
Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Riau, Panji Achmad, menyatakan bahwa deflasi ini mencerminkan keberhasilan pengendalian harga pangan di Riau.
"Deflasi pada September 2024, yang terutama disebabkan oleh penurunan harga cabai, menunjukkan hasil positif dari sinergi antara Bank Indonesia dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus kami dorong guna memastikan tercapainya Kerangka 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif," jelas Panji melalui keterangan pers yang diterima pada Kamis (10/10/2024).
Panji juga menegaskan pentingnya menjaga stabilitas harga pangan agar inflasi tetap terkendali sesuai dengan target. Ia menyebut program strategis seperti GNPIP sebagai kunci utama dalam menjaga kestabilan harga pangan.
"Kami optimistis, dengan koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, TPID, dan pelaku usaha, inflasi di Riau dapat terus terkendali dalam rentang sasaran yang ditetapkan," tambah Panji.
Ia juga berharap sinergi ini dapat diperkuat menjelang akhir tahun, mengingat potensi kenaikan harga di musim liburan dan tahun baru.
"Kami akan terus meningkatkan upaya pengendalian inflasi dengan berbagai pihak, demi memastikan kestabilan harga yang memberikan dampak positif bagi masyarakat Riau," pungkasnya.
(Mediacenter Riau/bts)