- Oleh MC KAB NAGAN RAYA
- Minggu, 24 November 2024 | 08:21 WIB
: Penjabat (Pj) Bupati Aceh Tengah, Subhandhy, AP, M.Si, menghadiri acara peluncuran dan sosialisasi terjemahan Al-Qur’an ke dalam Bahasa Gayo yang digelar di Aula IAIN Takengon, Rabu (09/10/2024). Acara ini menjadi momen bersejarah bagi masyarakat Gayo serta langkah strategis dalam upaya pelestarian bahasa dan budaya Gayo.
Oleh MC KAB ACEH TENGAH, Kamis, 10 Oktober 2024 | 20:27 WIB - Redaktur: Juli - 172
Takengon, InfoPublik - Penjabat (Pj) Bupati Aceh Tengah, Subhandhy menghadiri acara peluncuran dan sosialisasi terjemahan Al-Qur’an ke dalam Bahasa Gayo yang digelar di Aula IAIN Takengon, Rabu (9/10/2024).
Acara tersebut menjadi momen bersejarah bagi masyarakat Gayo serta langkah strategis dalam upaya pelestarian bahasa dan budaya Gayo.
Dalam sambutannya, Pj. Bupati Subhandhy menyampaikan apresiasi mendalam kepada Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah berinisiatif menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam Bahasa Gayo.
Ia menegaskan bahwa pencapaian ini sangat berarti bagi masyarakat Gayo, mengingat Al-Qur’an kini telah diterjemahkan ke dalam 28 bahasa daerah di Indonesia, termasuk Bahasa Gayo.
“Indonesia memiliki 712 bahasa daerah, dan hingga saat ini, Al-Qur’an telah diterjemahkan ke dalam 28 bahasa daerah, termasuk Bahasa Gayo. Ini merupakan pencapaian luar biasa yang harus kita banggakan,” ujar Subhandhy.
Lebih lanjut, Subhandhy menjelaskan bahwa terjemahan Al-Qur’an dalam Bahasa Gayo dapat diakses secara digital melalui aplikasi “Qur’an Kemenag” yang tersedia di App Store. Langkah ini memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memahami Al-Qur’an dalam bahasa daerah mereka, sekaligus menjadi salah satu dari sepuluh terjemahan Al-Qur’an yang sudah dapat diakses secara digital.
Subhandhy juga menekankan pentingnya memperbanyak versi cetak dari terjemahan Al-Qur’an dalam Bahasa Gayo. Menurutnya, distribusi cetak akan menjadi upaya nyata dalam melestarikan Bahasa Gayo, yang kini mulai jarang digunakan oleh generasi muda.
“Kita berharap terjemahan Al-Qur’an ini dapat dicetak lebih banyak dan didistribusikan secara luas. Ini adalah salah satu cara agar Bahasa Gayo kembali dipelajari dan digunakan, terutama oleh generasi muda,” tambahnya.
Lebih dari sekadar upaya mendekatkan masyarakat kepada Al-Qur’an, Subhandhy menyatakan bahwa penerjemahan ini juga merupakan langkah strategis dalam melestarikan budaya dan bahasa Gayo, yang merupakan identitas penting bagi masyarakat setempat.
“Selain untuk memperkuat hubungan umat dengan Al-Qur’an, penerjemahan ini bertujuan untuk melestarikan budaya dan Bahasa Gayo. Kita harus memastikan agar Bahasa Gayo kembali hidup dan dipelajari oleh generasi kita,” jelasnya.
Dalam acara tersebut, Ketua Tim Pelaksana Penerjemahan Al-Qur’an ke dalam Bahasa Gayo, Prof. Dr. Zulkarnain, M.Ag, mengungkapkan bahwa proses penerjemahan ini memakan waktu tiga tahun dan menjadi terjemahan Al-Qur’an ke-28 yang dilakukan oleh Kementerian Agama. Ia juga menjelaskan bahwa terjemahan ini tersedia dalam dua format, yaitu fisik dan digital.
“Proses penerjemahan berlangsung selama tiga tahun, dan kini Al-Qur’an terjemahan Bahasa Gayo sudah tersedia dalam format fisik dan digital, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengaksesnya,” kata Zulkarnain.
Peluncuran ini menandai peran aktif Kabupaten Aceh Tengah dalam menjaga dan melestarikan bahasa dan budaya lokal, serta memperkaya literatur Al-Qur’an di Indonesia. Dengan inisiatif ini, Kabupaten Aceh Tengah tidak hanya berkontribusi pada khazanah literasi nasional, tetapi juga turut menjaga kekayaan budaya dan bahasa daerah yang menjadi identitas bangsa.(Fasya Harsa/MC Aceh Tengah)