- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Sabtu, 21 Desember 2024 | 18:58 WIB
: Menteri ATR/BPN, AHY mendapatkan gelar doktor dari Universitas Airlangga yang diberikan oleh Rektor,Prof M Nasich. Foto: pca MC Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Selasa, 8 Oktober 2024 | 03:19 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 200
Surabaya, InfoPublik - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), berhasil menyelesaikan Ujian Doktor Terbuka di Universitas Airlangga, Surabaya.
AHY memaparkan disertasinya yang berjudul 'Transformational Leadership and Human Resources Orchestration towards Indonesia Emas 2045' di hadapan para penguji, tamu undangan, serta sejumlah tokoh penting dari kalangan akademisi dan pemerintahan, dari Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Gubernur Jawa Timur 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa.
“Kami nyatakan Promovendus Agus Harimurti Yudhoyono lulus Gelar Doktor dengan predikat Cumlaude,”jelas Prof M Nasich, Rektor Universitas Airlangga sekaligus Pimpinan Sidang Terbuka, di Kampus C Unair Surabaya, Senin (7/10/2024).
Dalam presentasinya,ia menegaskan pentingnya kepemimpinan transformasional dan orkestrasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sebagai kunci utama untuk mencapai visi besar Indonesia Emas 2045. Menurutnya, di tengah tantangan global yang semakin kompleks, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu beradaptasi, inovatif, dan memotivasi seluruh elemen bangsa untuk bergerak bersama.
Dirinya menekankan bahwa perjalanan akademisnya selama menjalani studi doktoral tidak hanya memperkaya pengetahuannya tentang teori kepemimpinan dan manajemen SDM, tetapi juga memberi wawasan baru tentang bagaimana konsep-konsep tersebut bisa diimplementasikan di dunia nyata, baik dalam ranah politik maupun pemerintahan. “Ini sangat penting, terutama untuk diaplikasikan di dunia politik dan pemerintahan,” ungkap AHY.
Untuk itu, pihaknya juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara dunia akademik dan praktisi pemerintahan. Menurutnya, kampus dan pemerintahan harus menyatu, di mana akademisi dan politisi bekerja sama untuk menyatukan energi dan ide-ide mereka demi kepentingan bangsa. “Akademisi dan politisi harus menyatu untuk bergerak bersama. Kita tidak bisa berjalan sendiri. Hanya dengan menyatukan energi, kita bisa mencapai tujuan bersama,”imbuhnya.
Perjalanan keilmuannya yang dilakukan di Universitas Airlangga selama tiga tahun terakhir bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada pemerintah tentang pentingnya kepemimpinan transformasional dan pengelolaan SDM yang terarah guna memudahkan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Ia berharap hasil penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan-kebijakan strategis di masa depan.
“Saya berharap hasil disertasi ini bisa mengilhami pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan yang lebih tepat, yang mempermudah langkah-langkah Indonesia menuju visi besar Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Lebih lanjut, AHY menyatakan untuk mendesiminasikan gagasannya ke dalam kebijakan nyata, diperlukan pendekatan yang strategis . Menurutnya, kebijakan yang dihasilkan harus mampu membangun simpati dan dukungan dari berbagai elemen masyarakat, sehingga langkah-langkah yang diambil pemerintah mendapat respons positif dan dapat diterapkan secara efektif.
“Untuk mensiminasikan gagasan dalam disertasi ini ke dalam kebijakan pemerintahan dan langkah nyata, diperlukan cara yang tepat dalam menyampaikan pesan dan membangun simpati,”paparnya.
Menurut AHY, orkestrasi SDM menjadi salah satu elemen penting dalam mewujudkan visi tersebut. AHY berpendapat bahwa pemerintah harus mampu mengelola dan mengembangkan potensi SDM secara maksimal, baik di tingkat nasional maupun daerah. Pengembangan SDM ini, menurutnya, harus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masa depan bangsa, terutama dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dan era digital.
“Kepemimpinan transformasional dan orkestrasi SDM yang baik akan memungkinkan Indonesia untuk bersaing di kancah global dan menghadapi tantangan-tantangan besar yang akan datang. Ini adalah kunci untuk mencapai Indonesia Emas 2045,”tambahnya.
Para penyanggah pada ujian sidang doktoral terbuka tersebut terdiri atas Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT, Ak (Pimpinan Sidang), Prof. Badri Munir Sukoco, S.E., MBA., Ph.D (Promotor), Prof. Dr. Fendy Suhariadi, M,T., Psikolog (Copromotor), Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD.K-GH.FINASIM, Prof. Dr. Bambang Sektiari L, DEA., drh, Prof. Dr. Rudi Purwono, S.E., M.SE, Prof. Dr. Dian Agustia, SE., M.Si., Ak, Dr. Drs. Koko Srimulyo, M.Si dan Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA. (MC Jatim/ida-pca/eyv)