- Oleh MC KOTA PADANG
- Minggu, 24 November 2024 | 08:56 WIB
: Ketua AJI Kota Gorontalo, Wawan Akuba, saat memberikan materi pada pelatihan jurnalistik untuk mahasiswa. (Foto: Ali)
Oleh MC PROV GORONTALO, Sabtu, 5 Oktober 2024 | 21:33 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 180
Kota Gorontalo, InfoPublik – Belasan mahasiswa secara khusus dilatih untuk mengenal dunia jurnalistik oleh Komunitas Bele Ponuwa Gorontalo. Para mahasiswa tersebut diharapkan mampu mengembangkan potensi diri melalui karya jurnalistik di kampus dan mampu mengembangkan pers mahasiswa.
Pelatihan ini dilaksanakan Komunitas Bele Ponuwa Gorontalo yang mendapat bantuan pemerintah melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
“Kami berupaya untuk meningkatkan wawasan dan kapasitas mahasiswa, terutama di bidang jurnalistik,” kata Ikraeni Safitri, Ketua Komunitas Bele Ponuwa, Sabtu (4/10/2024).
Ikraeni menjelaskan bahwa melalui pelatihan jurnalistik untuk mahasiswa yang digelar pada Minggu, 29 September 2024, para peserta mendapat pembekalan dengan pengetahuan dan skill di bidang jurnalistik, mewadahi bakat minat mahasiswa di bidang jurnalistik, serta mendorong mahasiswa untuk berfikir kritis, kreatif, dan mandiri.
Pelatihan jurnalistik ini merupakan rangkaian Festival Literasi Gorontalo. Bertindak sebagai narasumber pelatihan ini adalah Wawan Akuba selaku Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Gorontalo dan Faradila Alim yang merupakan jurnalis iNews TV.
Ikraeni menjelaskan bahwa latar belakang penyelenggaraan Festival Literasi Gorontalo ini adalah sebagai langkah menguatkan literasi masyarakat. “Gorontalo harus bergegas untuk mengejar ketertinggalannya dari daerah lain,” ujar Ikraeni.
Ia membeberkan, data dari Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menunjukkan bahwa indeks aktivitas literasi membaca (Indeks Alibaca) tahun 2018 Provinsi Gorontalo pada angka 34,99. Angka ini menunjukkan peta tingkat dinamika literasi masyarakat Gorontalo masih termasuk rendah.
Untuk itu, dibutuhkan upaya meningkatkan indeks aktivitas literasi agar terhindar dari masalah besar bangsa.
Dampak kurangnya literasi di masyarakat saat ini dapat dirasakan dari banyaknya hoaks yang tersebar di media sosial yang memicu perpecahan antara pihak satu dengan pihak yang lain. Hal ini juga dapat menghasilkan kriminalitas dari kebodohan yang diakibatkan oleh hoaks yang tersebar di kalangan masyarakat.
Sebaliknya, literasi yang meningkatkan akan menjadikan setiap anak bangsa mampu melakukan fungsi-fungsinya secara baik di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sikap ini terlihat dari kemampuan berbicara dan memahami informasi. Tingkat melek literasi yang tinggi pada akhirnya mampu menyelesaikan masalah yang membelit dalam kehidupan.
Fakta di lapangan menunjukkan tingkat gemar membaca di daerah tercatat berada di peringkat 10 terbawah se-Indonesia. (MC Gorontalo)