Kadis Kesehatan Prov. Gorontalo: Intervensi Masalah KIA dan Gizi Membutuhkan Kolaborasi Lintas Sektor

: Pertemuan dalam rangka evaluasi lintas sektor untuk membahas kesehatan ubu dan anak serta masalah gizi. (Foto: Yona)


Oleh MC PROV GORONTALO, Jumat, 27 September 2024 | 10:53 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 114


Kota Gorontalo, InfoPublik – Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta gizi masyarakat masih menjadi masalah utama di Provinsi Gorontalo. Menyikapi hal itu, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menggelar pertemuan evaluasi lintas sektor untuk membahas kesehatan ibu dan anak serta masalah gizi.

Pertemuan ini melibatkan berbagai sektor, termasuk Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas PUPR, dan Kesbangpol.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, dalam kata sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi antarsektor dalam menghadapi permasalahan kesehatan ibu dan anak, khususnya dalam upaya mengurangi angka kematian ibu melahirkan, kematian bayi, serta masalah gizi buruk yang masih cukup tinggi di beberapa daerah di Gorontalo.

Salah satu isu utama yang dibahas dalam pertemuan ini adalah prevalensi stunting (pertumbuhan terhambat) yang masih berada di atas rata-rata nasional. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, terutama pada periode emas pertumbuhan anak (1.000 hari pertama kehidupan).

“Dibutuhkan intervensi terpadu yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari sektor kesehatan, pendidikan, hingga pemberdayaan masyarakat, untuk menekan angka stunting. Salah satu langkah penting adalah meningkatkan edukasi gizi pada ibu hamil dan keluarga. Poin ini yang kami sampaikan kemarin,” tutur Anang, Kamis (26/9/2024).

Selain masalah stunting, pertemuan ini juga membahas isu anemia pada ibu hamil yang masih sering terjadi di Gorontalo. Anemia pada ibu hamil berisiko menyebabkan komplikasi pada saat persalinan dan berdampak pada kesehatan bayi yang dilahirkan.

Dalam kesempatan yang sama Pejabat Perencana Ahli Muda Bappeda Provinsi Gorontalo, Alki Naway, menekankan pentingnya perencanaan pembangunan yang berfokus pada kesehatan ibu dan anak. Menurutnya, keberhasilan menekan masalah gizi buruk dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak sangat bergantung pada sinergi lintas sektor.

“Kolaborasi ini harus lebih dari sekadar pertemuan, tetapi implementasi nyata di lapangan. Penyuluhan kesehatan, dukungan infrastruktur, serta ketersediaan layanan kesehatan yang merata di seluruh wilayah harus menjadi prioritas bersama,” ungkap Alki.

Pertemuan evaluasi lintas sektor ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang konkret untuk meningkatkan kondisi kesehatan ibu dan anak di Gorontalo. Selain itu, pertemuan ini juga menjadi langkah awal untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang ada dan menemukan solusi yang bisa diterapkan secara cepat dan efektif.

Dengan adanya kolaborasi yang solid antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, diharapkan masalah-masalah kesehatan ibu dan anak, serta isu gizi buruk, dapat teratasi secara bertahap dan membawa Provinsi Gorontalo menuju kualitas hidup yang lebih baik. (mcgorontaloprov/yona/ilb/nancy)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Selasa, 10 September 2024 | 15:58 WIB
Selain Kurangnya Gizi, Kasus Gizi Berlebih Juga Jadi Masalah di Gorontalo
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 2 September 2024 | 21:41 WIB
Presiden Jokowi Dorong Produksi Vaksin Lokal di Ghana melalui Kerja Sama dengan Bio Farma
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 2 September 2024 | 21:31 WIB
Indonesia Ajak Negara Afrika Wujudkan SDGs dalam Forum IAF di Bali
  • Oleh MC KAB BARITO KUALA
  • Jumat, 30 Agustus 2024 | 13:46 WIB
Pj Bupati Batola Dinansyah Tekankan Kolaborasi Satu Data