Dosen Unimal Terapkan Teknologi Ramah Lingkungan untuk Petani Garam

: Ketua tim pengabdian kepada masyarakat, Mutammimul Ula saat mempresentasikan teknologi ramah lingkungan yang berfungsi sebagai pengukur kadar keasinan air bagi kelompok petani garam. Foto MC Aceh. 


Oleh MC PROV ACEH, Minggu, 22 September 2024 | 17:54 WIB - Redaktur: Juli - 52


Lhokseumawe, InfoPublik – Dosen Universitas Malikussaleh (Unimal) berhasil menerapkan teknologi ramah lingkungan yang berfungsi sebagai pengukur kadar keasinan air bagi kelompok petani garam di Desa Lancang Barat, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara.

Inovasi tersebut memudahkan para petani dalam memantau kadar keasinan air secara berkala, terutama menjelang masa panen.

Ketua tim pengabdian kepada masyarakat, Mutammimul Ula, kepada Media Center Aceh, Minggu (22/9/2024) menjelaskan bahwa teknologi ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi petani garam dalam menjaga kualitas air. 

"Teknologi ini memungkinkan monitoring kadar keasinan air secara jarak jauh melalui aplikasi berbasis Android," jelas Mutammimul.

Keunggulan lain dari teknologi tersebut adalah pemanfaatan panel surya sebagai sumber energi utama. Panel surya ini digunakan untuk mengisi daya baterai yang mengoperasikan alat, sehingga teknologi ini lebih ramah lingkungan dan efisien.

Mutammimul Ula berharap, penerapan teknologi ini dapat membawa dampak positif bagi peningkatan pendapatan ekonomi para petani garam di kawasan tersebut. "Dengan alat ini, petani bisa memantau kualitas air garam secara berkala dan jarak jauh, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil panen mereka," tambahnya.

Sebelum menerapkan teknologi ini, tim dari Unimal melakukan studi awal ke sejumlah tambak garam untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi petani. Berdasarkan hasil studi tersebut, ditemukan bahwa petani masih menggunakan metode konvensional dalam mengukur kadar keasinan air garam. "Dari temuan tersebut, kami merancang teknologi ini untuk memberikan kemudahan bagi para petani," kata Mutammimul.

Program penerapan teknologi ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. "Kami berharap inovasi ini juga dapat meningkatkan hasil panen udang petani tambak," ungkapnya.

Ketua kelompok petani garam, Ali Hanafiah, turut menyampaikan apresiasinya atas teknologi ini. "Alat ini sangat bermanfaat karena kami bisa memantau kadar keasinan melalui Android, sehingga lebih efisien dan tidak perlu melakukan pengecekan manual," tuturnya. (MC ACEH/IMA)