- Oleh MC KOTA PONTIANAK
- Sabtu, 23 November 2024 | 23:13 WIB
: Satgas Ketahanan Pangan Monitoring Harga dan Stok Pangan di Pasar Teratai | Foto : MC Pontianak
Oleh MC KOTA PONTIANAK, Kamis, 12 September 2024 | 22:33 WIB - Redaktur: Untung S - 179
Pontianak, InfoPublik – Satuan Tugas (Satgas) Ketahanan Pangan Kota Pontianak secara rutin memantau harga dan ketersediaan pangan di lapangan sebagai upaya untuk menekan angka inflasi di daerah tersebut.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Ani Sofian, langsung turun ke lapangan untuk melakukan monitoring harga dan ketersediaan pangan. Kegiatan ini berlangsung di tiga lokasi, termasuk Pasar Teratai Jeruju, swalayan modern, dan gudang beras, pada Kamis (12/9/2024) pagi.
Dari hasil pantauannya, harga komoditas bahan pokok secara umum relatif stabil tanpa gejolak harga yang signifikan. Ketersediaan bahan pokok juga diperkirakan aman dalam tiga bulan ke depan.
“Terkait harga, banyak yang mengalami penurunan, seperti daging ayam, telur, gula pasir, dan minyak goreng,” ungkap Ani Sofian usai monitoring pangan di Pasar Teratai.
Untuk stok beras, ia memperkirakan masih mampu bertahan hingga akhir tahun 2024, berkat pengiriman beras ke Kalimantan Barat yang terus berlangsung setiap pekan. Sementara itu, harga minyak goreng juga stabil, dengan harga distributor di bawah harga pengecer.
“Harga beras stabil tanpa kenaikan, baik dari distributor maupun pedagang, dan harga minyak pun stabil karena harga distributornya sudah terjangkau,” jelas Pj Wali Kota.
Ani Sofian mendukung kerjasama antara Pemerintah Kota Pontianak dengan PT Wilmar. Ia menilai, kolaborasi ini akan mempermudah distribusi dan menyerap tenaga kerja dari masyarakat setempat.
“Produk lokal minyak mulai bangkit. Tadi ada saran dari pelaku usaha agar mendorong kerjasama pemerintah dengan PT Wilmar, di mana pekerjanya berasal dari Kalbar. Ini akan membuat harga lebih murah dan membantu masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, angka inflasi bulan Agustus mengalami peningkatan dibandingkan bulan Juli, begitu pula angka deflasi. Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak, termasuk Gerakan Menanam Cabai dan pengembangan sorgum sebagai pengganti nasi.
“Tantangan global dan domestik memerlukan strategi kebijakan 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. Kami meminta perangkat daerah anggota TPID untuk menajamkan program dan kegiatan dalam mengatasi lonjakan inflasi,” kata Ani Sofian.
Plt Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, Muchamad Yamin, menambahkan bahwa Satgas Pangan melakukan monitoring untuk memastikan produk pangan di Kota Pontianak tetap terkendali dan tersedia.
"Tadi kami sempat mengecek harga daging ayam, yang beberapa hari terakhir mengalami inflasi, namun masih pada kisaran di bawah Rp30 ribuan, artinya masih di bawah harga yang telah ditentukan,” ungkapnya.
Selain itu, beberapa komoditas seperti gula pasir, beras, dan minyak goreng dipastikan stoknya masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Pontianak. Satgas Ketahanan Pangan yang melakukan pemantauan ini bertujuan memastikan stok tersedia dan harga tetap terkendali.
“Dengan demikian, masyarakat mempunyai kemampuan untuk membeli kebutuhan pokoknya dengan harga yang masih relatif terjangkau,” pungkasnya.
Dari pantauan Satgas Ketahanan Pangan di Pasar Teratai, harga sejumlah komoditas terbilang normal, seperti beras medium Rp14.000/kg, beras SPHP Rp13.100/kg, cabai rawit merah Rp75.000/kg, cabai rawit hijau Rp50.000/kg, bawang merah Rp29.333/kg, gula pasir curah Rp17.333/kg, minyak goreng curah Rp15.300/liter, minyak goreng kemasan premium Rp18.333/liter, Minyak Kita Rp16.833/liter, daging ayam ras Rp28.333/kg, dan telur ayam Rp29.667/kg. (kominfo/prokopim/Gema Mahardhika)