Acara ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Nasional dan Hari Kesehatan Mental Sedunia, serta merupakan bagian dari langkah promotif dan preventif yang strategis untuk meningkatkan kesadaran dalam penanganan isu kesehatan mental di kalangan warga binaan.

Ketua Tim Kerja Usia Produktif dan Lansia, Helen Kadir, menjelaskan bahwa sosialisasi ini merupakan upaya preventif untuk menanggulangi lonjakan kasus bunuh diri di Provinsi Gorontalo.

“Kegiatan ini kami lakukan sebagai upaya promotif preventif deteksi dini terjadinya peningkatan angka kasus bunuh diri yang marak terjadi sejak tahun 2023 dan 2024 sampai dengan bulan Agustus kita sudah di angka 35 kasus bunuh diri,” ujarnya.

Lebih jauh, Helen menekankan bahwa dengan meningkatnya angka kasus bunuh diri, penting untuk melakukan pendekatan yang komprehensif dan terencana dalam mengatasi masalah kesehatan mental. Sosialisasi ini bertujuan tidak hanya untuk memberikan edukasi tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi warga binaan untuk berbicara dan menangani masalah kesehatan mental mereka.

“Harapannya, dengan sosialisasi ini kita dapat mendeteksi angka depresi atau kecemasan yang terjadi khususnya di wilayah Lembaga Kemasyarakatan,” kata Helen.

Sementara itu, Kepala Lapas Kelas 2A Gorontalo, Kasdin Lato, mengapresiasi inisiatif ini dan menegaskan sosialisasi kesehatan mental memberikan manfaat besar bagi warga binaan.

“Tentunya kegiatan ini sangat bermanfaat bagi warga bina pemasyarakatan, dalam hal ini mereka bisa mengatasi segala masalah yang mereka alami saat menjalani hukuman pidana dilapas,” tutur Kasdin.

Kasdin juga menambahkan bahwa tindak lanjut dari sosialisasi ini akan melibatkan kerja sama yang lebih erat dengan pemerintah daerah, khususnya Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dalam rangka memberikan edukasi Kesehatan bagi warga binaan.

“Harapan ke depannya adalah bagaiamana pihak lapas membangun komunikasi ini dengan baik sehingga respons positif dari pemerintah daerah itu bisa lebih berlanjut,” ujarnya.

Selain sosialisasi, kegiatan ini juga mencakup skrining kesehatan jiwa, penyakit infeksi paru, penyakit tidak menular dan penyakit menular seksual. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua aspek kesehatan warga binaan terjaga dengan baik. (mcgorontaloprov/md/fatur/nancy)