- Oleh MC KAB AGAM
- Senin, 21 Oktober 2024 | 12:27 WIB
:
Oleh MC KAB AGAM, Minggu, 8 September 2024 | 06:57 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 179
Agam, InfoPublik – Pondok Pesantren Tahfiz Qur’an Baiturrahman di Nagari Pakan Sinayan, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, terus menunjukkan perkembangan yang signifikan, baik dari segi pembangunan fisik, jumlah santri, maupun kualitas pendidikan.
Pesantren yang masih terbilang muda di Kabupaten Agam ini telah mencatatkan berbagai pencapaian, termasuk pembangunan aula dan ruang belajar baru yang akan digunakan sebagai prasarana penunjang pendidikan santri.
"Kami sangat mengapresiasi perkembangan pesantren ini, yang telah menunjukkan kemajuan baik dari segi pembangunan fisik maupun sumber daya manusianya," ujar Andri Warman saat meresmikan gedung tersebut pada Kamis (5/9/2024).
Kabupaten Agam sendiri tercatat sebagai wilayah dengan jumlah pesantren terbanyak di Sumatra Barat, mencapai 40 pesantren, dengan dua di antaranya sedang mengurus izin operasional.
“Tidak heran jika Agam banyak melahirkan tokoh-tokoh agama yang dikenal luas di Indonesia,” katanya.
Bupati berharap, dengan adanya gedung baru di Ponpes Tahfizh Qur’an Baiturrahman, kualitas pendidikan di sana akan terus meningkat dan menjadi rujukan bagi masyarakat.
"Kami berharap pesantren ini dapat melahirkan generasi yang berkualitas dan berdaya saing di masa depan," tambahnya.
Pimpinan Ponpes Tahfiz Qur’an Baiturrahman, Muhammad Dios, mengungkapkan bahwa gedung ini mulai dibangun sejak Desember 2023 dan kini sudah bisa digunakan untuk mendukung kegiatan belajar para santri.
Gedung tersebut dibangun sebagai sarana penunjang untuk memperkuat sistem pendidikan di pesantren, sehingga kualitas pendidikan di Ponpes Tahfiz Qur’an Baiturrahman dapat terus berkembang.
"Pembangunan ini tidak lepas dari dukungan pemerintah, mulai dari nagari, kecamatan hingga kabupaten, serta para dermawan yang telah ikhlas berinfak," ujarnya.
Pembangunan gedung tersebut menghabiskan dana lebih dari Rp558 juta, sementara dana yang terkumpul saat ini mencapai Rp490 juta, sehingga masih terdapat kekurangan sekitar Rp68 juta.
“Kami berdoa semoga Allah SWT memudahkan segala urusan sehingga kekurangan ini bisa segera dilengkapi,” imbuhnya.
Ponpes ini pertama kali berdiri pada tahun 2014 sebagai pondok sederhana. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2018, pesantren ini berkembang menjadi Ponpes Tahfiz Qur’an yang kini memiliki 125 santri dan telah berdiri selama 6 tahun.
“Awalnya, kami hanya memanfaatkan rumah warga untuk kegiatan belajar, namun kini kami sudah memiliki empat unit gedung untuk melahirkan generasi yang religius,” jelas Muhammad Dios. (MC Agam/Andri)
(MC Agam/Andri)