- Oleh MC KAB SUMENEP
- Sabtu, 23 November 2024 | 00:39 WIB
:
Oleh MC KAB SUMENEP, Senin, 9 September 2024 | 14:18 WIB - Redaktur: Juli - 137
Sumenep, InfoPublik - Pemerintah Kabupaten Sumenep terus berupaya melakukan terobosan dalam mengelola sampah organik, buktinya salah satu bahan limbah yang mencemari lingkungan dijadikan bahan bakar alternatif.
Salah satu langkah untuk mewujudkan pengelolaan sampah itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Direktur Manufacturing PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) Soni Asrul Sani.
“Kami bekerja sama dengan PT SBI sebagai bentuk komitmen untuk menjadikan sampah bukan hanya sebagai limbah, melainkan sumber yang bermanfaat menjadi bahan bakar alternatif,” kata Bupati di sela-sela penandatanganan MoU, di Surabaya, Jumat (6/9/2024).
Pemerintah Kabupaten Sumenep bekerja sama dengan perusahaan itu untuk menangani permasalahan sampah yang perlu mendapat penanganan serius supaya ada penyelesaian masalah sampah.
“Diharapkan, melalui MoU ini bukan sekadar bermanfaat kepada lingkungan, tetapi juga secara ekonomi bagi masyarakat, seperti peluang usaha baru dalam pengelolaan sampah,” ujarnya.
Secara geografis, Kabupaten Sumenep memiliki luas wilayah mencapai 2.093 kilometer persegi, terdiri dari 7 kecamatan yang menghasilkan sampah sekitar 116 ton per hari, sehingga jumlah sampah diprediksi meningkat seiring pertumbuhan populasi sebanyak 1,1 juta jiwa.
“Sampah baik organik maupun anorganik seperti plastik diolah menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif di industri semen, menggantikan sebagian batu bara, selain sampah organik menjadi kompos atau pupuk bagi pertanian,” tandas Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo.
Di tempat yang sama Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani, menyatakan, kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep selaras dengan visi SBI, dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui pemanfaatan sampah sebagai bahan bakar alternatif untuk proses produksi semen.
“Kami memiliki pengalaman dalam pemanfaatan sampah sebagai energi alternatif, tentunya dengan co-processing berupaya mengurangi penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara,” jelas Soni.
Terkait itulah, kolaborasi ini menjadi contoh bagi daerah lain dalam mencari solusi pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan, karena tidak hanya mengurangi masalah sampah, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan.
“Langkah ini diharapkan mampu mendorong Kabupaten Sumenep menuju lingkungan yang lebih bersih dan hijau, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil,” pungkas Soni Asrul Sani. ( Yasik/Fer )