- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Jumat, 1 November 2024 | 12:49 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Sabtu, 7 September 2024 | 10:43 WIB - Redaktur: Elvira - 1K
Lumajang, InfoPublik - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur terus meningkatkan upaya pelestarian sumber mata air dan pencegahan bencana dengan melakukan pemantauan intensif di beberapa titik sumber mata air di Kawasan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Kegiatan tersebut melibatkan berbagai elemen masyarakat dan instansi terkait, yang bersama-sama bekerja untuk menjaga kelestarian alam dan mencegah degradasi lingkungan yang berdampak pada ketersediaan air.
Pemantauan tersebut dilakukan di beberapa area strategis, termasuk SPTN III Resort Pengelolaan Kecamatan Gucialit, KRPH Gucialit, dan PTPN area Kabupaten Lumajang, Kamis (5/9/2024). Sebanyak 40 petugas dari Dinas Lingkungan Hidup, Forkopimca Gucialit, Asisten Manager PTPN Kertowono, TNBTS, Perhutani, hingga Relawan Yayasan Baitul Mal PLN Lumajang, ikut terlibat dalam kegiatan ini.
Menurut Gunawan Eko, Kepala Bidang Pemeliharaan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lumajang, kegiatan tersebut tak hanya berfokus pada pemantauan, namun juga sebagai langkah preventif dalam menghadapi potensi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Pembukaan Lahan Ilegal, Perburuan Satwa Dilindungi, serta Ilegal Logging. Semua ancaman tersebut memiliki dampak serius terhadap ekosistem, khususnya terhadap sumber mata air yang menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Dengan sinergi seperti ini, kita dapat memperoleh data yang akurat terkait kondisi sumber mata air di lapangan. Langkah selanjutnya, kita akan susun perencanaan yang lebih matang untuk melestarikan sumber-sumber mata air yang ada,” ujanya.
Dari hasil pemantauan, ditemukan sejumlah aliran sungai yang sebelumnya menjadi sumber mata air kini mengalami penyusutan. Salah satu contoh adalah lokasi di Blok Gendok dan Sumber Susukan 1 dan 2 di Desa Gucialit, di mana air yang dulunya melimpah kini mengalami penurunan debit. Tim akan melanjutkan survei mendalam untuk mencari solusi yang tepat, termasuk kemungkinan melakukan penghijauan kembali pada area kritis tersebut.
Selain itu, rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah pembersihan dan penanaman pohon di sekitar sumber-sumber mata air yang mulai mengecil, seperti di Sumber Klerek yang terletak di belakang Koramil Gucialit. Penanaman pohon, terutama bambu, menjadi salah satu solusi yang telah terbukti efektif dalam menjaga kestabilan debit air, seperti yang sukses dilakukan di Desa Sombo.
"Kami berharap lokasi-lokasi mata air yang masih ada bisa dijaga dan ditingkatkan dengan penanaman kembali, sehingga air bisa tercukupi seperti di Desa Sombo dengan program penanaman bambu dan gerakan penghijauan lainnya,” harapnya.
Kegiatan tersebut juga diharapkan menjadi pemicu semangat untuk terus menjaga ekosistem alam dan sumber mata air, yang tidak hanya penting bagi kelestarian lingkungan, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat akan air bersih. Kolaborasi antarinstansi serta partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan dalam menjaga sumber daya alam ini.
Dengan pelaksanaan pemantauan yang komprehensif dan berkelanjutan, Kabupaten Lumajang optimistis dapat mengatasi tantangan dalam melestarikan sumber mata air dan meminimalisasi risiko bencana lingkungan. (MC Kab. Lumajang/DLH/Fad/An-m)