- Oleh MC KOTA PONTIANAK
- Sabtu, 23 November 2024 | 23:13 WIB
: Pj Wali Kota Pontianak Hadiri Rakornas Stunting | Foto : MC Pontianak
Oleh MC KOTA PONTIANAK, Jumat, 6 September 2024 | 11:13 WIB - Redaktur: Untung S - 212
Pontianak, InfoPublik – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak terus menunjukkan komitmen kuat dalam mempercepat penurunan angka stunting. Hal ini disampaikan oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Ani Sofian, usai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Stunting 2024 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (4/9/2024).
Rakornas Stunting merupakan pertemuan tahunan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari pemerintah pusat hingga daerah, mitra pembangunan, dunia usaha, LSM, serta perguruan tinggi untuk membahas upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Ani Sofian mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan yang disampaikan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Indonesia telah mencatat banyak kemajuan dalam program penurunan stunting selama lima tahun terakhir. Kota Pontianak sendiri juga menunjukkan hasil yang signifikan, di mana angka stunting menurun dari 24,4 persen di 2021 menjadi 16,7 persen di 2023.
“Mudah-mudahan target 14 persen di akhir 2024 bisa tercapai, apalagi Kota Pontianak sempat menerima insentif fiskal dari pemerintah pusat,” ungkap Ani Sofian, Kamis (5/9/2024).
Untuk mencapai target penurunan stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan RPJMD Kota Pontianak, Pemkot Pontianak telah melakukan berbagai langkah strategis. Salah satunya adalah penerbitan Peraturan Wali Kota Pontianak Nomor 18 Tahun 2022 tentang percepatan pencegahan dan penurunan stunting, serta penyusunan rencana aksi konvergensi.
“Langkah ini diimplementasikan dengan pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari tingkat kota hingga kelurahan, serta rutin digelarnya rembuk stunting di tingkat kota dan kecamatan,” jelas Ani Sofian.
Selain itu, tim pendamping keluarga dikerahkan untuk melakukan pendampingan terhadap keluarga yang berisiko stunting, dan program-program yang berfokus pada seribu hari pertama kehidupan juga terus diperkuat.
Pemkot Pontianak juga mengembangkan inovasi intervensi spesifik dan sensitif sebagai bagian dari upaya percepatan penurunan stunting. Intervensi spesifik mencakup pelayanan kesehatan terpadu bagi calon pengantin, pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri untuk mencegah anemia, serta pendampingan ibu hamil dengan pemberian beras Fortivit.
Sedangkan intervensi sensitif meliputi penanganan daerah rawan pangan dengan pemberian bahan pangan pokok bagi keluarga yang memiliki balita dengan masalah gizi, perbaikan sanitasi, renovasi rumah tak layak huni, serta penyediaan sambungan air bersih.
“Kita juga sudah mengembangkan sistem manajemen data stunting berbasis digital yang bisa diakses secara mobile, yaitu Pontianak Zero Stunting (PAZTI),” tambahnya.
Dengan berbagai upaya tersebut, Pemkot Pontianak optimis dapat mencapai target penurunan stunting sebesar 14 persen di akhir 2024. (prokopim/kominfo/Gema Mahardhika)