- Oleh Dian Thenniarti
- Sabtu, 21 Desember 2024 | 19:03 WIB
: Penjabat Bupati Mentawai, Fernando Jongguran Simanjuntak, saat memimpin rapat persiapan kunjungan Kepala BNPB dalam rangka simulasi kesiapsiagaan bencana Megathrus, di ruang kerjanya, Selasa (3/9/2024)
Oleh MC KAB KEPULAUAN MENTAWAI, Kamis, 5 September 2024 | 18:00 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 338
Penjabat Bupati Mentawai, Fernando Jongguran Simanjuntak, menyatakan bahwa kehadiran Menko PMK dan Kepala BNPB menandai pentingnya apel kesiapsiagaan serta simulasi bencana yang akan diadakan di halaman Gereja Piniel, Mapadeggat, Sipora Utara. "Mentawai menjadi lokus utama secara nasional dalam simulasi kesiapsiagaan bencana ini," ujar Fernando.
Simulasi ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat terhadap ancaman bencana gempa dan tsunami.
Skema simulasi mencakup aksi cepat masyarakat menuju tempat evakuasi sementara (TES), yang dipusatkan di Gereja Piniel. Pada saat gempa terjadi, masyarakat akan diminta melakukan aksi evakuasi mandiri, seperti memukul tiang listrik atau benda lain yang dapat menimbulkan bunyi, sebagai tanda peringatan.
Perwakilan dari BPBD Mentawai, Jeje, mengatakan simulasi ini menekankan pentingnya respon cepat selama "golden time", yaitu lima menit pertama setelah gempa terjadi. "Setiap peserta harus segera bergerak dan memberikan tanda peringatan untuk evakuasi, baik dengan berteriak atau memukul benda di sekitar mereka," ujar Jeje.
Kegiatan simulasi ini melibatkan lebih dari 500 sukarelawan, serta dukungan dari berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, BPBD, Dinas Sosial, Tagana, Basarnas, dan unsur sekolah. Apel kesiapsiagaan bencana akan diadakan sebelum simulasi kolosal, dengan narasi dan skenario yang menggambarkan situasi bencana nyata.
Pemkab Mentawai melalui Dinas Komunikasi dan Informatika juga telah mempersiapkan fasilitas telekonferensi dan peliputan live streaming agar kegiatan ini dapat dipantau secara luas. Simulasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kesiapsiagaan di Mentawai, tetapi juga menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia dalam menghadapi ancaman bencana megathrust.