: Kepala Bakesbangpol Prov Kalteng Katma F Dirun saat menjadi narasumber Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa dan Pengurus Kelembagaan Desa dari Kabupaten/Kota se Kalimantan Tengah - Foto :Mc.Kalteng
Oleh MC PROV KALIMANTAN TENGAH, Selasa, 27 Agustus 2024 | 10:13 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 122
Palangka Raya, InfoPublik - Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Tengah, Katma F. Dirun menjadi narasumber dalam Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa dan Pengurus Kelembagaan Desa dari Kabupaten/Kota se Kalimantan Tengah yang berlangsung di Hotel Royal Global, Kota Palangka Raya, Senin (26/8/2024).
Katma F. Dirun menjelaskan bahwa pemahaman terhadap id, ego, dan super ego sangat penting bagi para aparatur desa dalam menjalankan tugas mereka. "Id adalah dorongan dasar yang mementingkan kepuasan pribadi, sementara ego adalah mediator yang mencoba menyeimbangkan antara keinginan id dan tuntutan realitas. Super ego, di sisi lain, merepresentasikan nilai-nilai moral dan etika yang harus dijaga dalam setiap tindakan," imbuhnya.
Lebih lanjut, ditekankan bahwa kepemimpinan yang ideal harus mampu menyeimbangkan ketiga elemen ini. "Seorang pemimpin desa harus memiliki kendali yang baik atas id-nya agar tidak terjebak dalam keputusan yang egois. Ego harus digunakan untuk menghadapi realitas dan mengelola konflik, sementara super ego harus menjadi panduan moral dalam setiap kebijakan yang diambil," tambahnya.
Kepala Bakesbangpol Prov Kalteng Katma F. Dirun juga mengajak para peserta pelatihan untuk mengadopsi falsafah Huma Betang dalam kepemimpinan desa. Huma Betang, yang berarti rumah besar, adalah simbol kebersamaan dan toleransi dalam kehidupan masyarakat Kalimantan Tengah. "Falsafah Huma Betang mengajarkan kita untuk hidup dalam kebersamaan meskipun berbeda, dan nilai-nilai ini sangat relevan dalam kepemimpinan desa," ujarnya.
Katma menambahkan, kepemimpinan berbasis Huma Betang mengharuskan seorang pemimpin untuk selalu mempertimbangkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. "Dengan memegang teguh falsafah ini, seorang pemimpin desa akan mampu menciptakan harmoni dalam masyarakat dan mendorong pembangunan yang inklusif," jelasnya.
Pada sesi terakhir, Kaban Kesbangpol Prov. Kalteng mengingatkan kepada aparatur desa bahwa kepemimpinan yang kuat dan beretika sangat penting dalam mengelola pemerintahan desa. Ia juga menekankan bahwa pemahaman terhadap diri sendiri dan nilai-nilai moral yang kuat adalah fondasi dari kepemimpinan yang sukses.
Diharapkan pelatihan ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam bagi para aparatur desa tentang pentingnya integritas dan kebijaksanaan dalam memimpin, serta bagaimana menerapkan konsep psikologis dan budaya lokal dalam menjalankan tugas sehari-hari mereka. (Sumber: MMCKalteng/Eyv)