- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Jumat, 4 Oktober 2024 | 09:47 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Kamis, 22 Agustus 2024 | 15:58 WIB - Redaktur: Elvira - 5K
Lumajang, InfoPublik - Hama tikus sering kali menjadi ancaman serius bagi para petani, terutama dalam upaya mereka menjaga hasil panen padi. Pemahaman mendalam mengenai karakteristik biologis tikus dan metode pengendaliannya sangat penting untuk meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini.
Saat diminta keterangan di sela kegiatannya, Kamis (22/8/2024), Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Amir Setyo Wahyudi menjelaskan bahwa tikus memiliki kemampuan adaptasi yang sangat tinggi terhadap lingkungan, membuat mereka menjadi salah satu hama yang paling sulit dikendalikan.
Lanjut dia, tikus biasanya aktif pada malam hari (nokturnal) dan memiliki indra penciuman serta pendengaran yang tajam, memungkinkan mereka dengan mudah menemukan sumber makanan dan menghindari bahaya.
"Siklus reproduksi tikus juga sangat cepat, dengan seekor betina mampu melahirkan hingga 10 kali dalam setahun, dan setiap kelahiran bisa menghasilkan antara 6 hingga 12 ekor anak. Hal ini menyebabkan populasi tikus dapat meningkat secara eksponensial jika tidak dikendalikan dengan baik," jelas dia.
Untuk mengatasi ancaman tersebut, Amir menekankan pentingnya penggunaan metode pengendalian yang terintegrasi. Salah satu pendekatan yang dianjurkan adalah pengendalian hayati, yakni dengan memanfaatkan musuh alami tikus seperti ular dan burung pemangsa.
Selain itu, petani juga didorong untuk melakukan pengelolaan lingkungan, seperti membersihkan ladang dari sisa-sisa tanaman yang bisa menjadi tempat persembunyian tikus.
Penggunaan racun tikus juga disarankan sebagai metode terakhir, namun harus dilakukan secara hati-hati dan terkontrol agar tidak menimbulkan dampak negatif pada ekosistem. Penggunaan jebakan mekanis atau perangkap juga dapat menjadi pilihan efektif, terutama di daerah dengan populasi tikus yang tinggi.
"Melindungi hasil panen dari serangan tikus memerlukan strategi yang komprehensif dan konsisten. Pendekatan terpadu yang melibatkan pengendalian hayati, mekanis, dan kimia harus diterapkan secara simultan untuk mencapai hasil yang maksimal," pungkasnya. (MC Kab. Lumajang/Pendim 0821/Wy/An-m)