- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Senin, 25 November 2024 | 20:20 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Kamis, 22 Agustus 2024 | 14:41 WIB - Redaktur: Elvira - 2K
Lumajang, InfoPublik - Di tengah keindahan alam Kalipinusan Poncosumo Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Selasa (20/8/2024), berlangsung sebuah kegiatan yang membawa angin segar bagi kesadaran bencana di kalangan anak-anak.
Sekolah Sadar Lingkungan (Sedarling) Session 2 dengan tema "Budaya Sadar Bencana" berhasil menyatukan pengetahuan dan kreativitas dalam rangka membangun kesiapsiagaan bencana sejak usia dini.
Kegiatan tersebut dibuka dengan penuh semangat oleh Prof. Drs. Bambang Kuswandi, M.Sc, Ph.D., Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Sistem Informasi Universitas Jember. Dalam sambutannya, Prof. Bambang menggarisbawahi pentingnya membekali anak-anak dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi bencana.
"Anak-anak usia sekolah dasar perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam menghadapi bencana alam. Melalui Program Sedarling ini, kita berusaha membentuk budaya sadar bencana yang menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari," ujar Prof. Bambang dengan penuh keyakinan.
Desa Sumberwuluh, yang terletak di kawasan rawan bencana seperti gunung berapi dan banjir lahar dingin, menjadi latar belakang yang relevan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.
Dengan kondisi geografis yang rawan bencana, pemahaman tentang mitigasi bencana menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko dan dampaknya. Prof. Bambang menekankan bahwa kegiatan tersebut tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun kesiapsiagaan mental yang dapat melindungi masyarakat dari ancaman bencana.
Kolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang memperkaya materi edukasi yang disampaikan. BPBD menyajikan informasi kebencanaan melalui metode yang interaktif dan mudah dipahami oleh anak-anak. Kegiatan tersebut tidak hanya mencakup edukasi kebencanaan, tetapi juga melibatkan aktivitas kreatif seperti kolase citra alamku.
“Dalam aktivitas ini, anak-anak diajak untuk membuat kolase yang menggambarkan alam dan potensi bencana di sekitar mereka, memberikan mereka kesempatan untuk lebih mengenal dan memahami lingkungan mereka,” katanya.
Prof. Bambang juga menyoroti peran pendidikan dalam membentuk karakter dan kesadaran sosial anak-anak. Ia juga menyampaikan, bahwa Pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai sarana transfer pengetahuan, tetapi juga sebagai media untuk membentuk karakter dan kesadaran sosial.
“Program seperti Sedarling ini sangat penting untuk diterapkan di berbagai wilayah yang memiliki potensi bencana alam,” tegas dia.
Dengan pendekatan itu juga diharapkan anak-anak tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga membangun kesadaran kolektif yang kuat tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana.
Kegiatan tersebut juga mendapat dukungan penuh dari masyarakat setempat dan pemerintah desa. Kepala Desa Sumberwuluh Sulhan menyampaikan apresiasi dan harapannya agar program ini dapat terus berlanjut.
"Kami sangat berterima kasih kepada Universitas Jember dan BPBD Kabupaten Lumajang yang telah mengadakan kegiatan ini di desa kami. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan untuk membangun budaya sadar bencana di kalangan masyarakat, terutama anak-anak," ungkap Kepala Desa dengan penuh harapan.
Dengan pelaksanaan kegiatan Sedarling, diharapkan masyarakat Desa Sumberwuluh, khususnya anak-anak, akan memiliki kesiapsiagaan yang lebih baik dalam menghadapi bencana. Pengetahuan dan kesiapan mental yang didapatkan diharapkan dapat mengurangi dampak buruk dari bencana, memberikan perlindungan lebih baik dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi seluruh komunitas. (MC Kab. Lumajang/KIM Sumberwuluh/Cak Sul/An-m)