- Oleh MC KOTA TIDORE
- Senin, 25 November 2024 | 19:42 WIB
: Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan (tengah), saat diwawancarai sejumlah awak media usai seremoni Pekan QRIS Nasional 2024 di Hotel Bela, Ternate, Kamis (15/8/2024). Foto: Dhavi Baba
Oleh MC KOTA TIDORE, Jumat, 16 Agustus 2024 | 17:52 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 300
Ternate, InfoPublik – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Utara mencatat nilai transaksi digital di provinsi tersebut mencapai Rp73,4 triliun atau sekitar 86 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2023.
Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 23 persen dibandingkan dengan nilai transaksi digital pada tahun 2019.
Secara nasional, transaksi digital Indonesia mengalami peningkatan tajam dalam lima tahun terakhir, mencapai nilai Rp59.410 triliun.
Nilai tersebut bahkan meningkat tiga kali lipat dibandingkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2023, dengan pertumbuhan mencapai 116,6 persen sejak 2019.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan, menyatakan, digitalisasi pembayaran akan semakin melaju pesat di masa mendatang. Laju pertumbuhan ini dipengaruhi oleh tiga faktor utama.
Pertama, partisipasi yang semakin besar dari generasi milenial, generasi Z, dan generasi Alpha yang lebih paham teknologi digital. Kedua, inovasi digital yang semakin cepat berkembang, dan ketiga, penguatan konektivitas pembayaran lintas negara.
“Percepatan ini juga didukung oleh peningkatan penggunaan smartphone di kalangan masyarakat,” ujar Dwi dalam acara Ceremony Pekan QRIS Nasional Maluku Utara 2024 di Hotel Bela, Ternate, Kamis (15/8/2024).
Menurut riset Google tahun 2023, jumlah ponsel aktif di Indonesia telah mencapai 354 juta perangkat, atau 128 persen dari total jumlah penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia memiliki lebih dari satu ponsel per orang.
Peningkatan ini mengindikasikan bahwa transformasi digital dan inovasi di bidang pembayaran akan terus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital, tidak hanya di Maluku Utara tetapi juga di seluruh Indonesia. (Db/MC Tidore)