- Oleh MC KAB PARIGI MOUTONG
- Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB
: Kegiatan penyusunan dokumen model pemberdayaan masyarakat di Aula Bappelitbangda Kabupaten Parigi Moutong, Selasa (13/8/2024). Foto: Diskominfo Parigi Moutong
Oleh MC KAB PARIGI MOUTONG, Sabtu, 17 Agustus 2024 | 15:27 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 417
Parigi Moutong, InfoPublik – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas adat terpencil, khususnya suku Lauje.
Sehubungan itu, Pemkab menggelar kegiatan penyusunan dokumen model pemberdayaan masyarakat di Aula Bappelitbangda, Selasa (13/8/2024).
Kegiatan ini dipimpin oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kesejahteraan Rakyat, Mawardin, yang mewakili Penjabat (Pj) Bupati Parigi Moutong.
Dalam sambutannya, Mawardin menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif ini sebagai bagian penting dalam melestarikan dan mengangkat kearifan lokal suku Lauje.
"Kearifan lokal dari komunitas adat terpencil, seperti suku Lauje, adalah modal sosial yang sangat berharga. Ini harus menjadi dasar dalam merumuskan dan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat yang lebih baik," ujarnya.
Mawardin juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh komunitas adat terpencil, termasuk keterbatasan akses terhadap kebutuhan dasar dan kesulitan dalam komunikasi serta koordinasi.
"Kendala-kendala ini sering kali menyebabkan upaya pemberdayaan tidak optimal. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih terencana dan terfokus sangat diperlukan," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Bappelitbangda, Ponco Nugroho, mengungkapkan bahwa kemiskinan menjadi masalah utama di Parigi Moutong.
Kabupaten ini menduduki peringkat keempat di Sulawesi Tengah dengan tingkat kemiskinan mencapai 14,20%, dan jumlah penduduk miskin tertinggi sebanyak 74.570 jiwa.
Ponco menekankan perlunya pendekatan komprehensif yang tidak hanya menyasar aspek ekonomi, tetapi juga pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan budaya.
Kegiatan ini menghadirkan nara sumber dari Universitas Tadulako (Untad), yaitu Hasan Muhammad, Zaiful, dan Harianto, yang memberikan panduan dalam penyusunan model pemberdayaan masyarakat.
Mereka menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang potensi dan tantangan yang dihadapi oleh komunitas adat terpencil untuk mencapai hasil yang berkelanjutan.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong berharap dapat menemukan solusi yang efektif dalam upaya pemberdayaan komunitas adat terpencil, khususnya suku Lauje, untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Inisiatif ini juga diharapkan dapat melestarikan kearifan lokal yang menjadi identitas dan kekuatan budaya masyarakat suku Lauje. (MC Kab Parigi Moutong/Ra)