Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Suku Lauje Jadi Cara Pemkab Parigi Moutong Entaskan Kemiskinan

: Kegiatan penyusunan dokumen model pemberdayaan masyarakat di Aula Bappelitbangda Kabupaten Parigi Moutong, Selasa (13/8/2024). Foto: Diskominfo Parigi Moutong


Oleh MC KAB PARIGI MOUTONG, Sabtu, 17 Agustus 2024 | 15:27 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 417


Parigi Moutong, InfoPublik – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas adat terpencil, khususnya suku Lauje.

Sehubungan itu, Pemkab menggelar kegiatan penyusunan dokumen model pemberdayaan masyarakat di Aula Bappelitbangda, Selasa (13/8/2024).

Kegiatan ini dipimpin oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kesejahteraan Rakyat, Mawardin, yang mewakili Penjabat (Pj) Bupati Parigi Moutong.

Dalam sambutannya, Mawardin menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif ini sebagai bagian penting dalam melestarikan dan mengangkat kearifan lokal suku Lauje.

"Kearifan lokal dari komunitas adat terpencil, seperti suku Lauje, adalah modal sosial yang sangat berharga. Ini harus menjadi dasar dalam merumuskan dan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat yang lebih baik," ujarnya.

Mawardin juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh komunitas adat terpencil, termasuk keterbatasan akses terhadap kebutuhan dasar dan kesulitan dalam komunikasi serta koordinasi.

"Kendala-kendala ini sering kali menyebabkan upaya pemberdayaan tidak optimal. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih terencana dan terfokus sangat diperlukan," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Bappelitbangda, Ponco Nugroho, mengungkapkan bahwa kemiskinan menjadi masalah utama di Parigi Moutong.

Kabupaten ini menduduki peringkat keempat di Sulawesi Tengah dengan tingkat kemiskinan mencapai 14,20%, dan jumlah penduduk miskin tertinggi sebanyak 74.570 jiwa.

Ponco menekankan perlunya pendekatan komprehensif yang tidak hanya menyasar aspek ekonomi, tetapi juga pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan budaya.

Kegiatan ini menghadirkan nara sumber dari Universitas Tadulako (Untad), yaitu Hasan Muhammad, Zaiful, dan Harianto, yang memberikan panduan dalam penyusunan model pemberdayaan masyarakat.

Mereka menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang potensi dan tantangan yang dihadapi oleh komunitas adat terpencil untuk mencapai hasil yang berkelanjutan.

Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong berharap dapat menemukan solusi yang efektif dalam upaya pemberdayaan komunitas adat terpencil, khususnya suku Lauje, untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Inisiatif ini juga diharapkan dapat melestarikan kearifan lokal yang menjadi identitas dan kekuatan budaya masyarakat suku Lauje. (MC Kab Parigi Moutong/Ra)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA BATAM
  • Kamis, 26 Desember 2024 | 08:29 WIB
Pemkot Batam Harapkan Sinergi Kuat dengan BPKP untuk Akuntabilitas Pembangunan
  • Oleh MC KAB AGAM
  • Rabu, 25 Desember 2024 | 04:16 WIB
Forum Anak Agam Dilantik: Perkuat Peran Anak dalam Pembangunan Daerah
  • Oleh MC KAB PARIGI MOUTONG
  • Rabu, 25 Desember 2024 | 10:56 WIB
Peringati Hari Ibu ke-96, Pemkab Parigi Moutong Gelar Talkshow Inspiratif
  • Oleh MC KAB PARIGI MOUTONG
  • Rabu, 25 Desember 2024 | 10:39 WIB
BPS Parigi Moutong Canangkan Zona Integritas untuk Tingkatkan Pelayanan Publik