- Oleh MC KAB INDRAMAYU
- Sabtu, 23 November 2024 | 20:17 WIB
: Puskesmas Pondoh Kecamatan Juntinyuat melakukan inovasi dengan mencetuskan kebijakan 'Cemilan Pare'
Oleh MC KAB INDRAMAYU, Rabu, 7 Agustus 2024 | 15:34 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 129
Indramayu, InfoPublik - Kehamilan pada usia muda atau remaja memiliki risiko tinggi. Diantaranya risiko kelahiran prematur, perdarahan persalinan, hingga kematian ibu dan bayi. Kehamilan pada remaja juga identik dengan kehamilan tidak dikehendaki dan aborsi tidak aman.
Untuk mengantisipasi hal itu, Puskesmas Pondoh Kecamatan Juntinyuat melakukan inovasi dengan mencetuskan kebijakan 'Cemilan Pare'. Cemilan Pare di sini bukanlah cemilan makanan yang berasa pahit dari sayuran Pare. Namun Cemilan Pare adalah sinonim dari Cegah Kehamilan pada Remaja.
Inovasi tersebut mendapat dukungan penuh dari Bupati Indramayu, Nina Agustina bersama lintas sektoral dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, dampak/risiko kehamilan pada remaja, peran remaja dalam upaya pencegahan kasus stunting, serta mencegah anemia pada remaja putri dengan pemahaman kebiasaan yang baik yaitu mengonsumsi vitamin tambah darah secara rutin.
Kepala UPTD Puskesmas Pondoh Raden Hesti Heryanti kepada Diskominfo Indramayu, Selasa (6/8/2024) menyampaikan, kegiatan Cemilan Pare merupakan inovasi dari Puskesmas Pondoh dan sudah berjalan sejak 2023, serta mendapat penghargaan dari Bappeda-Litbang Kabupaten Indramayu 2023 sebagai kegiatan inovasi terbaik kategori inisiasi.
Kemudian, Hesti memaparkan, kegiatan Cemilan Pare memiliki manfaat antara lain yaitu menambah wawasan dan pengetahuan remaja tentang stunting, bahaya kehamilan yang tidak diinginkan remaja, mencegah anemia pada remaja putri, serta membangun kesadaran remaja terhadap perannya sebagai agen perubahan cegah stunting.
Diketahui, berdasarkan data kehamilan remaja Dinas Kesehatan Bidang Kesehatan Masyarakat Kabupaten Indramayu pada 2022 didapatkan angka kehamilan pada usia <20 tahun sebanyak 2.171 orang dan pada 2023 sebanyak 2.106 orang.
Sedangkan data kehamilan dari laporan KIA Puskesmas Pondoh pada 2021 kehamilan usia <20 tahun sebanyak 43 orang dan pada 2023 sebanyak 24 orang.
Sedangkan jumlah remaja putri yang mengalami anemia sebesar 51,03 persen yang merupakan permasalahan utama pada remaja putri di Indonesia. Risiko bagi remaja yang mengalami anemia jika dibiarkan terlalu lama, akan meningkatkan kemungkinan stunting di kemudian hari setelah menjadi orang tua.
Berbagai kegiatan dalam Cemilan Pare di antaranya pemutaran video petunjuk teknis kegiatan inovasi Cemilan Pare; mengajukan pertanyaan terbuka dengan menggunakan sarana aplikasi mentimeter; memberikan reward kepada kelompok yang interaktif; minum tablet tambah darah bersama bagi remaja putri; melakukan komitmen bersama peserta terkait peran remaja sebagai agen remaja cegah stunting.
"Sasaran inovasi Cemilan Pare adalah remaja berusia 10-19 tahun termasuk siswa SD, SMP/MTS, SMA/SMK dan remaja putus sekolah. Secara khusus, Cemilan Pare bertujuan untuk menurunkan angka kasus stunting yang terjadi pada remaja sebesar 10 persen dan tahun seterusnya di wilayah Puskesmas Pondoh," kata Hesti (Diskominfo Indramayu)