: Foto : Makam Sunan Geseng di kawasan alas Pungguk, Desa Gesing, Kecamatan Semanding. (mila)
Oleh MC KAB TUBAN, Selasa, 2 April 2024 | 17:25 WIB - Redaktur: Juli - 155
Tuban, InfoPublik - Masuk ke dalam hutan jati di kawasan alas Pungguk, Desa Gesing, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, sekitar 7 kilo meter dari pusat Kota Tuban, terdapat sebuah makam Waliyullah, yang dikenal sebagai Sunan Geseng.
Ki Cokro Joyo nama asli Sunan Geseng adalah murid dari Sunan Kali Jaga. Ketawadukan Ki Cokro Joyo kepada gurunya, membuat ia digelari nama Sunan Geseng oleh sang guru.
Juru kunci makam setempat, Kuntaman menceritakan kisah Ki Cokro Joyo, seorang pembuat gula aren yang memiliki tembang Jiwa Raga ku serahkan kepada Yang Maha Agung, “Lilo lilo jiwa raga ku tak serahno kanggo sing maha agung”. Tembang tersebut lalu terdengar oleh Sunan Kali Jaga, hingg ia mampir ke gubuk milik Ki Cokro Joyo.
Sesampainya di sana, Sunan Kali Jaga disuguhi gula aren yang begitu manis dan lezat, hingga akhirnya gula tersebut berubah menjadi emas sesaat setelah Sunan Kali Jaga pergi.
“Dengan adanya kejadian itu, Sunan Geseng langsung berlari mengejar Sunan Kali Jaga dan meminta untuk bisa menjadi muridnya,” jelasnya kepada awak media, Selasa (2/4/2024).
Namun, Sunan Kali Jaga mensyaratkan agar Ki Cokro Joyo melakukan sujud dengan tawaduk di alas Pungguk, karena sifat tawaduk tersebut, Ki Cokro Joyo melaksanakan perintah tersebut. Berselangnya waktu, sang guru lupa akan perintah yang ia berikan. Sampai akhirnya tiga tahun berlalu, Sunan Kali Jaga baru teringat akan perintah tersebut. Ia bergegas kembali ke hutan Pungguk untuk mencari muridnya, Ki Cokro Joyo.
Namun, usaha tersebut terasa sia-sia sampai akhirnya ia mulai membakar semak belukar. “Hingga menemukan sosok Ki Cokro Joyo yang masih di posisi sama dengan tubuh dan baju yang gosong,” lanjut Kuntaman.
Sunan Kali Jaga pun langsung memerintahkannya untuk mandi di sumur yang terletak tak jauh dari makam. Setelah proses tersebut, Ki Cokro Joyo menjadi murid Sunan Kali Jaga bergelar Sunan Geseng.
Di wilayah makam, terdapat tiga bangunan utama, yaitu makam utama, masjid, dan pendapa. Pasujudan dan sumur tempat sang sunan membersihkan diri juga masih terawat dengan baik.
Kuntaman menambahkan, makam Sunan Geseng selalu masuk dalam list wisata religi Tuban. Selain makam Sunan Bonang dan Syeh Asmara Qondi. Setiap tahun, makam Sunan Geseng juga dilaksanakan haul pada Februari, atau bulan Rajab pada Jumat Wage.
"Makam ini juga sering diziarahi oleh ulama besar Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kayak Gus Muafiq dan kiai lainnya,” pungkasnya. (nurul Jamilah/hei)