: Launching pelaksanaan Integrasi Layanan Primer di Puskesmas Pembantu (Pustu) Bukambero di Desa Kalembu Kaha, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten SBD, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Selasa (2/4/2024). (Foto: istimewa)
Oleh MC KAB SUMBA BARAT DAYA, Kamis, 4 April 2024 | 10:31 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 210
Bukambero, InfoPublik – Bupati Sumba Barat Daya (SBD) dr. Kornelius Kodi Mete me-launching pelaksanaan Integrasi Layanan Primer (ILP) di Puskesmas Pembantu (Pustu) Bukambero di Desa Kalembu Kaha, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten SBD, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (2/4/2024).
Launching pelaksanaan ILP itu dimeriahkan oleh marching band siswa/siswi SMA Swasta Marapati, tarian pembukaan oleh SMP Marapati, dan vokal grup lagu dance mars ILP oleh staf Puskesmas Watukawula.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Wakil Bupati SBD Marten Christian Taka; Sekda SBD Fransiskus M. Adilalo; Asisten Kesejahteraan Rakyat pada Setda, Christoper Horo; Ketua TP-PKK SBD Margaretha Tatik W. Mete; Senior Program Manager Momentum NTT, dr. Ida Trisno I; para kepala OPD lingkup Pemerintah Kabupaten SBD; tokoh masyarakat; tokoh agama; tokoh adat; dan para tamu undangan lainnya.
Dalam penyampaian kata sambutannya, Kornelius menjelaskan bahwa ILP sebagaimana tertuang dalam keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/2015/2003 merupakan upaya untuk menata dan mengkoordinasikan berbagai pelayanan kesehatan primer dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan berdasarkan siklus hidup bagi perseorangan, keluarga, dan masyarakat.
Penguatan pelayanan kesehatan primer penting dilakukan karena fakta yang ada menunjukkan capaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan masih jauh dari target yang telah ditetapkan dan beban kesehatan yang masih tinggi.
“Serta sebagian besar kasus kematian yang terjadi di Indonesia merupakan kasus yang seharusnya dapat dicegah. Hal itu menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan primer belum cukup kuat dalam merespons masalah kesehatan,” tutur Kornelius.
Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan, yang terdiri atas enam pilar, yaitu:
1. Transformasi pelayanan kesehatan primer;
2. Transformasi pelayanan kesehatan rujukan;
3. Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4. Transformasi sistem pembiayaan kesehatan;
5. Transformasi SDM kesehatan; dan
6. Transformasi teknologi kesehatan.
Lebih lanjut, Kornelius menjelaskan bahwa transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer.
Pilar prioritas pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan yang disebut dengan ILP yang dilaksanakan di puskesmas, pustu, dan posyandu yang bertujuan untuk mendekatkan pelayanan bagi masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif pemerintah daerah untuk mensukseskan pelaksanaan ILP ini.
ILP mulai dilaksanakan di Kabupaten SBD pada tahun 2024. Dan pelaksanaan ILP ini juga bekerja sama dengan momentum sebagai partner kerja Kementerian Kesehatan.
“ILP di Kabupaten SBD diawali dengan pelaksanaan fokus grup diskusi antara Dinas Kesehatan, dinas terkait, momentum, para kepala ouskesmas dan para penanggung jawab pustu yang dilaksanakan pada tanggal 14 dan 19 Maret 2024," ujar Kornelius.
Ia juga menuturkan bahwa ILP di Kabupaten SBD dilaksanakan pada 16 puskesmas, dalam hal ini 16 pustu dan 16 posyandu sebagai role model pada tahun 2024 untuk mempersiapkan pelaksanaan ILP secara menyeluruh di Kabupaten SPD pada tahun 2025.
Pelaksanaan ILP, kata Kornelius, bertujuan untuk mewujudkan desa sehat demi kemajuan di sektor kesehatan pada bumi Loda Wee Maringi Pada Wee Malala.
“Dengan memohon izin kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan atas restu kita semua, secara resmi saya me-launching pelaksanaan ILP di Kabupaten SBD dengan motto PASTI BISA (Profesional, Akuntabel, Santun, Transparan, Inovatif, Bersih, Inklusif, Semangat, dan Adaptif)”, tutur Kornelius. (MC. Kabupaten SBD/Isto)