Banjir Lahar Dingin di Agam, BNPB: Penanganan Bencana Relatif Teratasi

:


Oleh MC KAB AGAM, Selasa, 9 April 2024 | 19:32 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 202


Agam, InfoPublik – Banjir lahar dingin Gunung Marapi yang melanda wilayah Kabupaten Agam beberapa waktu lalu, atas kejadian itu pun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melihat dampak bencana tersebut di wilayah terdampak.

BNPB yang dipimpin Deputi Bidang Penanganan Darurat Mayjen TNI Fajar Setyawan turun langsung ke lokasi terdapak banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Senin (8/4/2024).

Dalam kunjungannya itu, Mayjen TNI Fajar Setyawan mengapresiasi, pemerintah daerah, TNI, Polri dan unsur lain yang terlibat sudah berupaya menangani bencana dengan baik.

“Setelah diamati di lapangan, penanganan dampak bencana ini sudah relatif teratasi. Material menghambat aliran air sudah keluar, aktivasi posko, kesiapan logistik dan tindakan lainnya,” ujarnya.

Tinggal lagi katanya, bagaimana teknis pembuangan material tanah dibawa banjir lahar dingin itu, yang nanti secara khusus akan dibahas Pemkab Agam.

Selain itu, DPUTR Agam juga sudah menjelaskan asesmen kontruksi jembatan, yang memperparah dampak banjir lahar dingin tersebut. Kemudian akan melakukan normalisasi aliran sungai.

“Ingatkan kepada masyarakat, jangan hanya terfokus mewaspadai erupsi Gunung Marapi, tapi lahar dingin juga harus diantisipasi,” katanya.

Ini katanya lagi, menjadi tugas bersama untuk menyosialisasikannya kepada warga. Jika bencana kembali terjadi, warga sudah tahu apa yang akan dilakukan.

Bupati Agam, Dr H Andri Warman menyambut baik kedatangan BNPB turun langsung meninjau lokasi terdampak banjir lahar dingin, yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Agam.

Dia melaporkan, bencana yang terjadi tiga hari lalu itu diakibatkan tingginya intensitas hujan di hulu, sehingga terjadi banjir lahar dingin dari Gunung Marapi.

Bencana ini katanya, diperparah dengan adanya tiang penyangga di bawah jembatan, sehingga aliran sungai tersekat dan air melimpah ke luar menerjang permukiman warga.

“Dampaknya 82 KK dari 270 jiwa diungsikan, puluhan hektar lahan pertanian tertimbun lumpur, 72 unit rumah rusak dan berbagai fasilitas lainnya dengan total kerugian sekitar Rp5,9 miliar,” terangnya.

Dikatakan, penanganan sudah dilakukan sejak awal kejadian, baik pembersihan material maupun aktivasi posko tanggap darurat, serta kesediaan logistik bagi korban juga telah terpenuhi. (MC Agam/Andri)