: Penjabat Bupati Luwu, Drs. H. Muh. Saleh, M.Si., di acara "Mattompang Arajang" sebagai puncak peringatan Hari Jadi Bone ke-694, yang digelar di halaman rumah jabatan Bupati Bone, Sabtu (20/4/2024). (Foto: istimewa)
Oleh MC KAB LUWU, Minggu, 21 April 2024 | 15:49 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 225
Luwu, InfoPublik - Penjabat Bupati Luwu, Drs. H. Muh. Saleh, M.Si., menghadiri acara Mattompang Arajang sebagai puncak peringatan Hari Jadi Bone ke-694 yang berlangsung di halaman rumah jabatan Bupati Bone, Sabtu (20/4/2024).
'Mattompang' memiliki arti 'menyucikan', dan 'Arajang' merujuk pada benda atau sekumpulan benda pusaka. Sehingga 'Mattompang Arajang' diartikan sebagai sebuah prosesi ritual adat untuk menyucikan benda-benda pusaka Kerajaan Bone.
Dalam penyampaian kata sambutannya, Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin, mengungkapkan bahwa Bone bukanlaj sekadar nama kabupaten, tempat lahir, atau daerah administrasi, tapi merupakan sistem hidup dan sebuah nilai.
“Jadi kata Bone atau frasenya itu mengandung nilai dan identitas. Bagi orang yang lahir dan besar di Bone, hal itu terpatri dan masuk ke dalam sumsum tulangnya sebagai orang Bone lahir dan batin. Bahkan pada titik tertentu rela mengorbankan jiwa dan raganya demi mempertahankan frase Bone itu,” ungkap Bahtiar.
Sementara itu, Muh. Saleh yang hadir bersama PJ. Ketua TP-PKK Kabupaten Luwu, Hj. Aisyah Saleh, menyebutkan bahwa tidak ada yang bisa memisahkan hubungan emosional masyarakat Bone dengan Luwu.
"Di masa kerajaan, kedua daerah telah mengikat janji dan sumpah setia yang disebut Perjanjian Polo Malelae," ujar Muh. Saleh.
Perjanjian perdamaian itu menunjukkan komitmen untuk hidup berdampingan dan bersama-sama meraih kesejahteraan tanpa peperangan.
"Selamat Hari Jadi Bone yang ke-694! Mattuppu ri ade’e, Mappasanre ri sarae," tutur Muh. Saleh. (MCKABLUWU/CAHYA)