Bupati Sumba Barat Daya Hadiri Panen Raya Padi di Desa Umbu Wango

: Kegiatan panen raya padi di Desa Umbu Wango, Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten SBD, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu (24/4/2024). (Foto: istimewa)


Oleh MC KAB SUMBA BARAT DAYA, Kamis, 25 April 2024 | 10:14 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 122


Umbu Wango, InfoPublik – Bupati Sumba Barat Daya (SBD), dr. Kornelius Kodi Mete, menghadiri kegiatan panen raya padi bersama Kelompok Tani Wanno Ladu di Desa Umbu Wango, Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten SBD, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu (24/4/2024).

Kornelius didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten SBD, Ir. Yohanis Frin Tuka; Kepala Dinas Kominfo SBD, drh. Rihimeha Anggung Praing, MP; Kabag Humas dan Protokol Kabupaten SBD, Aryanto D. Loma; Kasdim 1629 SBD; Camat Wewewa Selatan; Kades Umbu Wango; Kades Bondo Bukka; Kades Tenateke; dan Kades Buru Deilo.

Hadir pula Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Wewewa Selatan, para Babinsa se-Kecamatan Wewewa Selatan, tokoh masyarakat, Ketua PKK Desa Umbu Wango, Sekretaris Desa Umbu Wango, Ketua Kelompok Tani Wanno Ladu, serta anggota dan beberapa ketua kelompok tani lain yang ada di Desa Umbu Wango.

Dalam penyampaian kata sambutan, Kornelius menuturkan bahwa Desa Umbu Wango merupakan salah satu desa penyumbang ketahanan pangan di Kabupaten SBD. Kata dia, banyak lahan yang potensial untuk dijadikan sawah, tapi yang menjadi kendala adalah masalah airnya.

“Dalam tahun ini akan ada dorongan dan dukungan untuk 2.000 hektare sawah bagian barat semua, berarti termasuk Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Sehingga yang 100 lebih hektare di Umbu Wango, termasuk Tenateke, dapat dimanfaatkan dengan baik,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Kornelius menjelaskan bahwa Desa Umbu Wango juga termasuk desa mandiri pangan. Karena itu, Pemerintah Kabupaten SBD berharap Desa Umbu Wango menjadi penyokong pangan untuk Kabupaten SBD.

"Seperti yang disampaikan oleh koordinator penyuluh pertanian, kalau hasil panen hanya mendapatkan dua setengah ton per hektare, jumlah itu belum optimal. Lahan sudah oke, tapi bagaimana untuk bisa mengoptimalkan lahan itu, harus ada faktor yaitu alat infrastruktur supaya cepat mengolah lahan, faktor manusia, faktor benih, pupuk, dan lain sebagainya," papar Kornelius.

“Saya berharap mandiri pangan tidak saja kita makan hari ini, tapi mandiri pada konsep-konsep pendukung produksi pangan. Juga kita harus mandiri benih. Petani sendiri harus bisa produksi benih, supaya jangan terlalu berharap dari Dinas Pertanian karena di sini hanya memikirkan benih padi sawah,” katanya lagi.

Sementara itu, Kepala Desa Umbu Wango mengatakan bahwa kelompok tani yang masih aktif di desanya berjumlah 16 kelompok. Ada pula beberapa kelompok tani yang masih dibentuk dan tersebar di empat dusun di Desa Umbu Wango.

Tapi masih ada beberapa kendala yang dialami oleh kelompok tani dalam hal pengolahan tanah, yaitu kurangnya alat hand tractor. Sebab, sebagian besar hand tractor yang ada di Desa Umbu Wango adalah milik pribadi, dan hingga saat ini kondisinya dalam keadaan rusak. Ada satu atau dua hand tractor milik kelompok, tapi sudah dalam keadaan rusak juga

“Kami berharap Bupati SBD bersama Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan bisa melihat dan memperhatikan kebutuhan para kelompok tani yang ada di Desa Umbu Wango. Selain hand tractor, yang menjadi kendala lain bagi para kelompok tani di Desa Umbu Wango adalah rontok padi dan pengadaan benih unggul. Karena benih yang digunakan oleh kelompok tani selama ini adalah benih yang sudah berulang-ulang kali dipakai,” tutur Kepala Desa Umbu Wango. (MC. Kabupaten SBD/Isto)