: Foto : Sekda Tuban saat jadi irup peringatan Hari Otoda ke-28 tahun 2024. (agus)
Oleh MC KAB TUBAN, Kamis, 25 April 2024 | 15:49 WIB - Redaktur: Juli - 102
Tuban, InfoPublik - Dalam peringatan Hari Otonomi Daerah ke-28 tahun 2024, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Muhammad Tito Karnavian dalam amanatnya menyebutkan pemerintah pusat menargetkan pada 2024 angka stunting anak turun menjadi 14 persen secara nasional.
Mendagri Tito Karnavian meminta agar jajaran Forkopimda Provinsi dan Kabupaten/Kota memperkuat koordinasi dan sinergisitas guna mengambil langkah strategis yang diperlukan di wilayah masing-masing.
Sejalan dengan arahan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban, Budi Wiyana mengungkapkan, dinahkodai Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, Pemkab Tuban terus berupaya menekan laju angka stunting.
Sejumlah program dan kebijakan disusun guna mendukung percepatan penanganan stunting. Pemkab Tuban juga melakukan sinkronisasi program percepatan penurunan stunting dengan Pemprov Jatim dan pemerintah pusat.
"Di samping itu, diperkuat dengan pengembangan program melalui inovasi,” ungkapnya, Kamis (25/4/2024).
Budi Wiyana menyatakan penanganan stunting di Kabupaten Tuban dipersiapkan sejak tahap awal dengan melibatkan lintas sektoral, baik instansi pemerintah maupun non-pemerintahan. Harapannya, mampu mempercepat penurunan stunting sesuai dengan target nasional pada akhir 2024.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes, P2KB) Kabupaten Tuban, dr. Atiek Supartiningsih menerangkan penanganan stunting perlu dilakukan secara kolektif dan konvergen.
Artinya, melibatkan seluruh elemen masyarakat dengan sasaran yang fokus dan terukur. Percepatan penanganan stunting bukan hanya berkaitan dengan kesehatan. Lebih dari itu, penanganan stunting juga mencakup aspek sosial, pendidikan, lingkungan, dan ekonomi masyarakat.
Pemkab Tuban menargetkan angka stunting turun menjadi 17 persen pada 2024 dan dapat turun kembali menjadi 14 persen sesuai target nasional. “Untuk hasil 2023 masih dalam proses pengolahan Kemenkes RI. Namun, hasil pemantauan dan pengukuran Dinkes P2KB Tuban angka stunting mengalami penurunan,” jelasnya.
Atiek Supartingsih menjelaskan salah satu faktor penyebab tingginya stunting di Kabupaten Tuban, yakni kurangnya pemahaman masyarakat perihal pencegahan stunting. Kebijakan penanganan stunting harus dilakukan dari hulu hingga hilir. Mulai dari edukasi remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca-melahirkan, bayi di bawah 2 tahun, dan bayi di bawah 5 tahun. Upaya pencegahan dari hulu akan mampu meminimalkan lahirnya bayi dengan kondisi stunting.
Dinkes-P2KB Kabupaten Tuban intens mengedukasi masyarakat dan pelajar mulai dari tingkat SMP perihal pencegahan stunting.
“Kami berupaya semaksimal mungkin meningkatkan pemahaman masyarakat agar generasi penerus Kabupaten Tuban menjadi generasi sehat dan unggul,” harapnya. (m agus h/hei)