: Dinas Pertanian Sleman berikan arahan tentang cara penanganan pasca panen tanaman pangan
Oleh MC KAB SLEMAN, Selasa, 30 April 2024 | 17:59 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 115
Sleman, InfoPublik - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman mengadaan bimbingan teknis (Bimtek) pascapanen tanaman pangan kepada 25 peserta dari lima Kalurahan di Seyegan, Senin-Selasa (29-30/4/2024). Kepala Jawatan Kemakmuran Kapanewon Seyegan Rini Nurhidayati mengatakan penanganan hasil panen merupakan kegiatan penting agar hasil panen bisa maksimal.
Rini membuka Bimtek yang digelar di rumah salah satu warga di Padukuhan Jlegongan, Kalurahan Margodadi, Seyegan. Kegiatan yang merupakan PUPM (Pagu Usulan Partisipasi Masyarakat) Kapanewon Seyegan ini juga menggelar praktek lapangan langsung perhitungan hama pascapanen padi/gudang.
Ia menegaskan, penanganan pascapanen yang baik akan berdampak pada minimnya risiko kehilangan volume bulir padi akibat kerontokan. “Ini berarti perlakuan pascapanen sangat menentukan hasil ubinan yang dilakukan. Adapun potensi terjadinya kehilangan bulir padi bisa terjadi pada saat pemetikan, transportasi, perontokan, penjemuran dan penyimpanan gudang,” beber Rini.
Suroso, Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) Dinas Pertanian Kabupaten Sleman, dalam pemaparannya memberikan materi mengenai budidaya padi sehat. Suroso menjelaskan tentang produk pertanian yang tidak sehat karena disebabkan sistem budidaya yang tidak sehat pula. “Utamanya adalah pemakaian pupuk kimia yang membunuh mikrobia sehingga tanah tidak subur,” tegas Suroso.
Ia mengajak peserta Bimtek untuk kembali ke budidaya yang sifatnya alami. Penggunaan pupuk organik cair (POC) mulai digalakkan lagi karena berfungsi memulihkan kesehatan tanah. POC akan menumbuhkan mikrobia tanah dan mengikat unsur hara yang menjadikan tanah subur.
Nara sumber ketiga R Bagus dari Gapoktan Sidomulyo Godean memberi materi pengelolaan dan kemitraan usaha tani. Bagus mengajak petani bekerja sama bukan saja pada saat penjualan hasil panen, namun juga dalam pengelolaan budidaya. Hal ini terkait dengan pemasaran hasil produk pertanian. “Selama ini petani masih terkendala dengan harga pasaran pascapanen,” tukasnya.
Untuk itu, Bagus memfasilitasi kemitraan dengan menjadi pembeli padi jenis organik. Adapun dalam pengelolaan budidaya, Bagus dapat membantu dengan fasilitas penyemprotan dengan menggunakan drone.
Pada sesi terakhir, Theresia Larasati dari BP4 Seyegan menyampaikan materi berkaitan dengan pengendalian hama pascapanen padi/gudang. Theresia mengajak petani mengetahui jenis-jenis penyakit atau hama pada padi pascapanen.
Adapun jenis hama atau penyakit yang ada pada padi pascapanen adalah kutu beras, ngengat biji, tikus, jamur dan bakteri. Dengan semangat menuju pertanian organik, Theresia juga mengajak petani untuk menangani hama atau penyakit pascapanen tersebut juga dengan pestisida hayati. (Sutarto Agus/KIM Seyegan)