Kasus HFMD di Tuban Masih Nihil, Masyarakat Diminta Waspada dan Terapkan PHBS

: Foto : Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes P2KB Tuban, Syahrul Afifa Ratna Sari. (dok)


Oleh MC KAB TUBAN, Jumat, 3 Mei 2024 | 16:17 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Tuban, InfoPublik – Kota Surabaya, Jawa Timur mencatat adanya 61 kasus penyakit tangan, kaki, dan mulut atau hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau yang sering disebut sebagai flu Singapura. Kasus penyakit tersebut terjadi pada Januari hingga April 2024.
 
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban, Syahrul Afifa Ratna Sari mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan mengenai adanya kasus HFMD di wilayah Kabupaten Tuban.
 
Mengenai penyakit tersebut, Ratna menjelaskan, gejala dari penyakit ini hampir sama dengan COVID-19 dengan penularan yang dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh manusia yang terinfeksi, seperti air liur, air ludah, tinja, dan cairan lepuh kulit. “Di Tuban, hingga saat ini belum ada yang terinfeksi HFMD,” ujar Ratna kepada awak media, Jumat (3/5/2024).
 
Meskipun tercatat belum adanya kasus, imbuhnya, masyarakat bisa melakukan upaya pencegahan dari penyakit ini dengan tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mengenakan masker dan menjaga kebersihan tangan dengan mencucinya secara teratur, seperti yang dilakukan selama pandemi COVID-19.
 
Dia mengatakan, pengobatan untuk penyakit HFMD ini bersifat asimtomatik, yang merupakan kondisi ketika seseorang telah positif menderita suatu penyakit namun tidak menunjukkan gejala klinis apa pun. “Kalau demam kita beri obat penurun panas, jadi apa yang dirasakan itu yang kami obati,” ujarnya.
 
Selain itu, Ratna menegaskan bahwa kesembuhan dari HFMD seringkali terjadi secara alami, sejalan dengan kekuatan sistem kekebalan tubuh individu yang terkena penyakit tersebut. "Ini berarti bahwa proses pemulihan bisa bervariasi tergantung pada seberapa baik daya tahan tubuh penderita mampu melawan infeksi," jelasnya. (yavid rahmat perwita/hei)