: Wiwit mbako merupakan adat atau tradisi petani di Kabupaten Temanggung jelang masa tanam dengan menggelar doa bersama.
Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Senin, 6 Mei 2024 | 09:46 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 75
Temanggung, InfoPublik - Matahari telah sepenggalan naik, dan memberikan rasa hangatnya, ketika sejumlah lelaki berpakaian adat Jawa memanggul dua gunungan besar berisi hasil bumi khas Temanggung berupa tembakau dan buah, serta sayur-mayur, Sabtu 4 Mei 2024.
Dipimpin langsung Pj Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo dari Pendopo Jenar, mereka kemudian melakukan kirab melalui Tugu Jam, depan Pasar Kliwon dilanjutkan menuju Pendopo Pengayoman, dan berakhir di Alun-alun.
Di Alun-alun ribuan petani telah menunggu arak-arakan itu, guna menggelar ritual "Wiwit Mbako dan Festival Seni Budaya". Tak hanya itu, gelaran tradisi ini juga dihadiri Kapolda Jateng Irjen. Pol. Ahmad Lutfi, Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Zainul Bahar, unsur Forkopimda, para Kapolres se-eks Karesidenan Kedu, dan para ulama.
Wiwit mbako merupakan adat atau tradisi petani di Kabupaten Temanggung jelang masa tanam dengan menggelar doa bersama. Ritual yang diikuti kurang lebih 7.000 orang ini sangat meriah, namun tidak kehilangan khidmatnya dalam lantunan doa yang dipimpin kiai kharismatik yang juga Ketua MUI Temanggung, KH. Yakub Mubarok diiringi para kiai lainnya. Puncak acara semua yang hadir di Alun-alun mengikuti kembul bujono menikmati hidangan berupa bucu rasulan.
Budayawan Temanggung Ki Lukman Sutopo menerangkan, wiwit mbako merupakan selamatan, prosesi ritual sebagai pertanda awal menanam tembakau. Petani meneruskan tradisi dari para leluhur, di mana setiap petani akan menanam tembakau itu didahului dengan prosesi ritual atau selamatan.
Kegiatan tersebut pun diamini Pj Bupati Hary Agung Prabowo, "Kegiatan doa "wiwit mbako" dilaksanakan dalam masa awal tanam tembakau, sekaligus sebagai pelestarian kearifan lokal serta semangat gotong-royong untuk menciptakan kebersamaan. Dikandung maksud juga agar tembakau lebih baik dibanding tahun sebelumnya," ujarnya dari atas panggung utama.
Pj Bupati berharap agar diberikan cuaca baik, tanaman sehat, tumbuh baik, menghasilkan kualitas baik dan harga yang tinggi. Sehingga membawa dampak ekonomi yang lebih baik bagi semua yang terlibat dalam usaha pertembakauan dan berdampak luas pula bagi masyarakat Kabupaten Temanggung pada umumnya.
Sementara Kapolda Jateng Irjen. Pol. Ahmad Luthfi yang didaulat memberikan wedaring pangandika, mengungkapkan rasa bangganya bisa ikut lebur manjing jur ajer bersama para petani dalam acara wiwit mbako ini.
Seolah tanpa sekat antara pejabat dan rakyat, ia bersama Danrem dan Pj Bupati ikut kembul bujana bersama para petani di bawah panggung menyantap nasi bucu ingkung ayam sambil duduk di gelaran tikar. Masyarakat tani pun riuh, jenderal bintang dua dan bintang satu tak canggung ikut kepungan.
"Hari ini saya merasa bangga sekali bahwa tradisi wiwit itu kalau istilah TNI/Polri adalah "esprit de corps" (setia kawan), rasa kebersamaan yang ditimbulkan oleh kepercayaan kita untuk berdoa dan ini sangat diperlukan,” kata Kapolda.
Ahmad Luthfi menyebut para petani tembakau di Temanggung adalah pahlawan devisa negara, sekaligus tembakau Temanggung merupakan ikon kabupaten. Karenanya ia berharap agar tradisi ini terus dilestarikan selain Pemkab memprioritaskan hasil bumi ini. “Mari kita berdoa semoga doa kita tembus ke langit kepada Allah SWT, sehingga tembakau kita nanti menjadi sangat luar biasa Temanggung menjadi gemah ripah loh jinawi," katanya. (ary,sv,tf,ds2;adr/MC Kab. Temanggung)