Kades Lunggar: Pengembangan Holtikultura di Poco Leok-Satarmese, Datangkan Keuntungan

: Kepala Desa Lunggar, Eduardus Joman (baju krem), Nova Sulistriana (kanan), dan Panca Budi Setiawan (baju kotak-kotak), usai tampil sebagai pembicara dalam talkshow RSPD Suara Manggarai 90.40. (Foto: Kres/MC Kab. Manggarai)


Oleh MC KAB MANGGARAI, Rabu, 8 Mei 2024 | 07:37 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 170


Manggarai, InfoPublik - Pengembangan tanaman hortikultura bagi masyarakat sekitar wilayah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu, unit 5-6 Poco Leok Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, yang dirintis PT PLN (Persero) Unit Induk Pengembangan (UIP) Nusa Tenggara (Nusra), banyak mendatangkan keuntungan bagi warga masyarakat, terutama meningkatkan perekonomian. Keuntungan tersebut setelah warga telah melakukan panen dari budi daya holtikultura tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Desa Lungar, Eduardus Joman, saat ditemui usai tampil sebagai pembicara Talkshow Radio dengan Tema “Budidaya Holtikultura Rintisan PLN UIP Nusra di Sekitar Wilayah Pengembangan PLTP Ulumbu, Berdampak Positif atau Negatif untuk Masyarakat?" Selasa (7/5/2024).

"Masyarakat di Poco Leok, khususnya Desa Lungar, sangat antusias menerima program pengembangan hortikultura ini dan mendapatkan hasil serta keuntungan secara ekonomi dari program hortikultura ini,” tutur Kades Joman.

Karena itu, Kades Joman menyampaikan terima kasih kepada pihak PLN UIP Nusra yang sudah membimbing secara teknis para petani melalui PPL. Pasalnya, setelah ada pengembangan hortikultura, sebagian masyarakat di Desa Lungar tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan terutama sayur-mayur.

Dijelaskannya, luas lahan yang diolah untuk budi daya hortikultura di Desa Lunggar pada tiga dusun, yakni dusun Cako, Dusun Lungar, dan Dusun Mesir sebesar 3,6 hektare. Dari luas lahan terebut, terdapat 10 kelompok hortikultura di mana jumlah kelompok tergantung jumlah masyarakat di sekitar pengembangan hortikultura.

Ditemui pada tempat yang sama, Nova Sulistriana selaku pendamping Kelompok Tani Poco Leok, mengatakan di wilayah Poco Leok sebelumnya lebih fokus pada perkebunan. Namun ketika PT PLN menggulirkan program pengembangan hortikultura, masyarakat sangat antusias untuk menanam  jenis tanaman hortikultura yang dibudidayakan.

Hingga kini, kata Nova, petani yang didampingnya sudah hampir 10 kali melakukan panen. Hasilnya sudah dapat dinikmati oleh para petani untuk menambah perekonomian keluarga. “Hasilnya juga tidak main-main, penjualan hasil hortikultura bisa mencapai puluhan juta rupiah,” ungkap Nova.

Menurut Nova, selain di Desa Lunggar dirinya juga melakukan pendampingan untuk Kelompok Tani di Desa Wewo yang berada dalam Kawaan PLTP Ulumbu. “Terdapat empat Kelompok Tani hortikultura di Desa Wewo dan sudah panen kedua kalinya,” ujarnya.

Sementara itu, Manager Komunikasi dan TJSL, PT PLN UIP Nusra, Panca Budi Setiawan menerangkan, program yang digulirkan PT PLN adalah program yang menyerap aspirasi masyarakat yang ada di sekitar Poco Leok dan unit eksisting PLTP Ulumbu.

Di samping pengembangan hortikultura, tahun ini pihaknya juga sedang merancang dan mengembangkan pembibitan ikan tawar dan tanaman temulawak. Pengembangan ikan air tawar dan temulawak tersebut, kata Panca, di tiga kelompok di Desa Wewo.

Dia menyebut tujuan pengembangan ikan air tawar tersebut sebagai makanan pendamping dalam upaya penanganan stunting di Desa wewo “Jadi program itu kita (PT. PLN; red) disesuaikan dengan apa yang diharapkan masyarakat setempat,” paparnya.

Panca Budi Setiawan menerangkan bahwa ide awal bagaimana pihaknya (PT PLN ) menangkap aspirasi masyarakat yang pada saat itu berkumpul dan mengumpulkan ide kreatif untuk mengembangkan perekonomian di wilayah setempat khususnya di wilayah Poco Leok.

“Tentunya ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah desa setempat yang bersama kami untuk menangkap semua keinginan atau aspirasi masyarakat setempat,” ujarnya.

Panca menyebut, daerah Poco Leok merupakan daerah yang subur. Meski demikian, masih ada yang harus perlu  disentuh. Dan untuk saat ini, usulan masyarakat adalah pengembangan hortikultura.

“Dari sisi itulah kami turun, kami dampingi. Tentunya kami tidak sendiri, kami tetap libatkan pemerintah desa dan pendampingan PPL,” ujarnya seraya menambahkan bahwa program pengembangan hortikultura juga terlebih dahulu didiskusikan dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai.

Selain itu, katanya, proses pendampingan untuk pengembangan hortikultura ini tidak asal-asalan, tapi didampingi sejak awal persiapan sampai masyarakat  menghasilkan uang.

Dari program hortikultura, PT PLN, katanya, benar-benar mempersiapkan petani yang tangguh, yang tahu bagaimana bertani hortikultura yang baik. Pendampingan juga dimulai dari segi pematangan atau persiapan lahan lalu pendampingan dari sisi pembibitan, masa pemeliharaan, masa panen dan penjualan hasil panen. (MC Kab. Manggarai)