: Sosialisasi Padat Karya Pengembangan Potensi Desa di Dusun Ngemplaksari Kalurahan Margomulyo Seyegan pada hari Senin (6/5/2024). Foto: MC Sleman
Oleh MC KAB SLEMAN, Rabu, 8 Mei 2024 | 11:03 WIB - Redaktur: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan - 98
Sleman, InfoPublik - Sebanyak 40 peserta yang terdiri dari Pamong Kalurahan, LPMK, Tokoh Masyarakat dan calon pekerja padat karya mengikuti sosialisasi Padat Karya Pengembangan Potensi Desa di Dusun Ngemplaksari Kalurahan Margomulyo Seyegan pada hari Senin (6/5/2024).
Kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY ini, dilaksanakan di lokasi kegiatan dan menghadirkan Nara sumber dari anggota DPRD DIY, Disnakertrans dan Praktisi Pendampingan/Pemberdayaan Masyarakat.
Kegiatan Padat Karya Pengembangan Potensi Desa ini dilaksanakan melalui Dana Keistimewaan tahun 2024 dengan mekanisme pemberian upah tenaga kerja disertai stimulus hibah bahan material berupa Semen sebanyak 100 sak @40 kg.
Sosialisasi dibuka dengan sambutan dari Eko Puji Mulyanto selaku Lurah Margomulyo, yang kemudian dilanjutkan dengan penjelasan program oleh Misgiyanto dari Disnakertrans. Misgiyanto menyampaikan bahwa Disnakertrans dengan program padat karya tersebut berupaya menangani masalah ketenagakerjaan dengan tujuan tidak ada pengangguran dan kesejahteraan yang terjamin.
“Dengan konsep seperti itu diharapkan pekerja yang terlibat adalah penganggur dan setengah penganggur. Konsekuensi yang dihadapi adalah pekerjaan padat karya ini tidak boleh diborongkan, status pekerja penganggur atau setengah penganggur, pemberdayaan warga miskin (DTKS), dan tidak boleh menggunakan alat berat,” ujar Misgiyanto.
Selanjutnya Misgiyanto juga menjelaskan bahwa stimulus hibah material hanya berupa 100 sak semen, sehingga pasir dan split bisa dipenuhi dari swadaya masyarakat atau dari sumber lain. Sedangkan peraturan kerja selama pelaksanaan padat karya antara lain bekerja selama 5 jam/hari selama 12 hari, dimulai pada akhir Juli 2024, volume pekerjaan berdasar pada kelayakan, usia tenaga kerja 18 tahun sampai tak terbatas, tidak ada asuransi ketenagakerjaan.
Nurcholis Suharnan, anggota DPRD DIY yang hadir dalam sosialisasi tersebut memberi pengarahan bahwa tujuan padat karya adalah menjadi investasi jangka panjang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan secara substansi adalah untuk memberi tambahan penghasilan kepada warga kurang mampu.
"Dengan padat karya akan meningkatkan nilai gotong royong dan mencerminkan sikap guyub rukun masyarakat,” tambah Nurcholis
Dua narasumber dari Komunitas Hijau Indonesia, Maria Sri Hastutiningsih dan Lukman Burhanudin memberi gambaran kepada masyarakat tentang potensi desa yang dimiliki yaitu Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan potensi yang dimiliki, dusun mempunyai ciri khas sebagai kearifan lokal. Sekaligus ciri khas tersebut menjadi keunikan tersendiri dan ini menjadi pembeda dari tempat lain.
Dijelaskan juga oleh Lukman, bahwa pengembangan Ekonomi Kawasan menjadi tanggung jawab warga dan pemerintah.
“Sebagai pengembangan wilayah dapat dilakukan bersama sama potensi yang ada di Kalurahan,” tutup Lukman. (Sutarto Agus/KIM Seyegan)