- Oleh MC KOTA PONTIANAK
- Rabu, 25 Desember 2024 | 20:23 WIB
: Diseminasi Rekomendasi Kebijakan Ekonomi Tahun 2025-2029 di Hotel Ibis, Kamis (1/8/2024) | Foto : MC Pontianak
Oleh MC KOTA PONTIANAK, Jumat, 2 Agustus 2024 | 09:57 WIB - Redaktur: Untung S - 212
Pontianak, InfoPublik – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak tengah menyusun strategi jangka panjang kebijakan ekonomi dengan melibatkan akademisi dari seluruh universitas di Kota Pontianak. Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian berharap diskusi yang melibatkan seluruh sektor dapat menghasilkan rekomendasi yang menjawab berbagai tantangan ekonomi, khususnya dalam lima tahun ke depan.
“Hingga saat ini, Indonesia masih dihadapkan risiko ketidakpastian global. Persoalan kemiskinan, angka pengangguran, serta lapangan usaha masih menjadi tantangan kita bersama. Perlu jawaban aplikatif dari rumusan para akademisi bersama masyarakat dan instansi vertikal,” ungkapnya usai membuka Diseminasi Rekomendasi Kebijakan Ekonomi Tahun 2025-2029 di Hotel Ibis, Pontianak, Kamis (1/8/2024).
Ani Sofian memaparkan bahwa angka pengangguran terbuka di Kota Pontianak masih tinggi, meskipun angka kemiskinan telah menurun sebesar 0,25 persen. Penyerapan tenaga kerja menjadi perhatian utama Pemkot Pontianak ke depan, dengan harapan kedua data tersebut dapat selaras.
“Secara logika, mestinya semakin turun angka kemiskinan ada penyerapan tenaga kerja. Nanti akan dikaji para ahli. Saya pikir kalau di kampung sudah bekerja semua maka kemiskinan berkurang, tetapi di kota kita berbicara lingkup ekonomi makro,” terangnya.
Hasil diseminasi ini juga akan menjadi acuan visi dan misi pasangan calon kepala daerah pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) November mendatang. Rekomendasi kebijakan akan membantu Pemkot Pontianak mengidentifikasi kendala utama perekonomian.
“Ini akan memberikan masukan rekomendasi kebijakan publik dengan strategi implementasi untuk pengendalian perekonomian dalam jangka waktu lima tahun ke depan,” jelas Pj Wali Kota.
Ani Sofian melanjutkan bahwa indikator utama ekonomi makro, yakni laju pertumbuhan PDRB pada 2023, mengalami penurunan dengan capaian 4,76 persen, lebih rendah dari 2022 yang mencapai 4,98 persen.
“Diperlukan usaha lebih untuk meningkatkan kembali geliat aktivitas ekonomi di lapangan usaha yang menjadi penopang terbesar dengan tetap memperkuat konsumsi rumah tangga melalui peningkatan daya beli masyarakat Kota Pontianak,” sambungnya.
Kajian akan terbagi menjadi empat bagian: pertama, aspek peningkatan pertumbuhan ekonomi termasuk strategi implementasi yang berkelanjutan; kedua, fokus penanganan masalah kemiskinan melalui kebijakan prioritas; ketiga, aspek ketenagakerjaan terkait dengan upaya mengurangi angka pengangguran di Kota Pontianak melalui peningkatan kesempatan kerja; dan keempat, aspek kemandirian fiskal tentang asumsi derajat desentralisasi fiskal dan rasio kemandirian fiskal Kota Pontianak.
“Hasil rekomendasi akan digunakan sebagai acuan dalam perumusan RPJMD Kota Pontianak, sekaligus menjadi dasar penetapan gagasan maupun visi dan misi para Calon Kepala Daerah Kota Pontianak,” tutupnya. (kominfo/prokopim/Gema Mahardhika)