Pj Gubernur Sumsel Dukung Optimalisasi Pengendalian Inflasi di Sumsel

Palembang, InfoPublik - Penjabat Gubernur Sumsel, Elen Setiadi menghadiri Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) Bulan Agustus 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Sumsel bertempat di Auditorium Graha Bina Praja, Kamis, (1/8/2024).

Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, ungkapkan berdasarkan BRS 1 Agustus 2024 menjelaskan di bulan Juli 2024 Sumsel mengalami deflasi dan inflasi juga berada dibawah nasional artinya secara umum terkendali dengan sumber terjadi keduanya juga situasional.

"Kita harus tetap waspadai agar inflasi tetap terkendali. Terutama pengendalian sumber-sumber inflasi terutama pendidikan saat masuk pada tahun ajaran baru," bebernya.

Diungkapnya, Sumber deflasi bahan makanan terutama bawang merah, cabai dan lainnya. Secara umum pasokannya melimpah yang perlu kita perhatikan sumber inflasinya seperti beras, harga emas dan perhiasan, serta paling besar pendidikan.

"Beberapa item sudah di coba untuk dikendalikan NTP naik, lebih tnggi dari tahun sebelumnya, beberapa harga komoditas juga cukup baik ada peningkatan harga di kopi gabah kelapa sawit. Kita bersyukur petani karet menerima harga yg lebih baik dari tahun sebelumnya," ungkapnya. 

Sedangkan beras sebagai sumber inflasi juga telah menjadi perhatian, Elen ungkapkan pihaknya juga tengah menyiapkan strategi khusus bekerja sama dengan bulog agar memaksimalkan pengendalian inflasi akibat beras.

Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Sumatera Selatan, Moh. Wahyu Yulianto menyampaikan BRS per 1 Agustus 2024 terkait indikator strategis inflasi, nilai tukar petani, perkembangan ekspor, impor, pariwisata dan transportasi.

"Pada bulan Juli 2024, Provinsi Sumatera Selatan terjadi deflasi m-to-m sebesar 0,29 persen, inflasi y-on-y sebesar 1,87 persen dan inflasi y-to-d sebesar 0,35 persen," Jelasnya.

Diungkapnya, Penyumbang utama deflasi Juli 2024 secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,52 persen. Komoditas penyumbang utama deflasi pada kelompok ini yaitu Bawang Merah, Cabai Merah, Tomat, Daging Ayam Ras, dan Ketimun.

"Penyumbang utama inflasi Juli secara y-on-y adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,60 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi y-on-y antara lain beras, emas perhiasan, tarif air minum PDAM, gula pasir, dan cabai rawit," urainya. 

Sedangkan nilai tukar petani (NTP) pada Juli 2024 mengalami kenaikan 124,8. Hal ini dipengaruhi oleh naiknya indeks harga terima petani dan turunnya indeks harga bayar petani.

"Upaya pengentasan kemiskinan juga mempengaruhi pengendalian daya beli masyarakat. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengendalikan inflasi melalui berbagai program bansos dan lainnya agar kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi dan mampu memenuhi daya beli masyarakat," katanya.

Selain itu, inflasi dipengaruhi harga emas yang juga dipengaruhi faktor global sehingga mempengaruhi harga internasional, nasional, dan regional yang imbasnya ke perhiasan.

"Saya berharap BRS hari ini dapat bermanfaat bagi Pemda kedepannya agar lebih baik lagi," tandasnya.