Capai Rp80.000 per Kg, Harga Cabai Rawit di Ternate Malut Masih Tinggi

: Merujuk Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga cabai rawit merah di Kota Ternate masih tinggi


Oleh MC KOTA TIDORE, Selasa, 23 April 2024 | 15:20 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 107


Ternate, InfoPublik – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional kembali merilis pantauan harga pangan sejumlah pasar tradisional di Indonesia. Salah satunya adalah pasar tradisional di kota Ternate, Provinsi Maluku Utara (Malut), Selasa (23/4/2024).

Tercatat komoditas yang harganya masih relatif tinggi di antaranya adalah cabai rawit merah yang harganya nyaris tidak mengalami perubahan sejak Senin (22/4/2024) kemarin yaitu masih di kisaran Rp80.000 per Kg.

Adapun harga cabai rawit hijau naik 60% dari Rp70.000 menjadi Rp80.000 per kg, sedangkan harga yakni cabai merah besar turun 12,5% dari harga Rp40.000 menjadi Rp35.000 per kg.

Bumbu lainnya yaitu bawang merah ukuran sedang mengalami kenaikan dari harga Rp77.500 per kg naik 32% menjadi Rp82.500 per kg.

Demikian halnya bawang putih ukuran sedang juga mengalami kenaikan harga 18% dari Rp68.750 menjadi Rp73.750 per kg.

Untuk komoditas pangan pokok beras, rata-rata beras untuk kualitas super I harganya Rp18.750 per kg, beras kualitas super II Rp18.000 per kg, beras kualitas medium I Rp17.000 per kg, beras kualitas medium II Rp16.250 per kg, beras kualitas bawah I Rp14.500 per kg dan beras kualitas bawah II Rp17.000 per kg. Harga tersebut tidak mengalami perubahan dari kemarin.

Sementara itu, harga yang stagnan juga terjadi pada daging ayam ras segar Rp46.500 per kg, daging sapi Rp137.500 per kg, gula pasir lokal Rp19.500 per kg, minyak goreng kemasan bermerk  Rp20.000 - 23.000 per kg, dan telur ayam ras segar Rp38.800 per kg. (ng/MC Tidore)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Sabtu, 18 Mei 2024 | 17:56 WIB
Kepala Bapanas Diganjar Penghargaan Inabuyer dari Kemenkop UKM
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Sabtu, 18 Mei 2024 | 17:55 WIB
Jaga Stabilitas Jagung dengan Optimal Serap Panen Petani