:
Oleh MC KAB KAYONG UTARA, Selasa, 23 Juli 2024 | 16:45 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 147
Kayong Utara, InfoPublik - Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (SP3APMD) dan Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (DinkesKB) Kayong Utara menggelar Peringatan Hari Anak Nasional dan Pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Aula Istana Rakyat, Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) pada Selasa (23/7/2024).
Kegiatan itu diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) dengan tujuan menghormati, melindungi, dan memenuhi hak anak sebagai generasi penerus bangsa.
Kemudian, mendorong penyelesaian berbagai permasalahan seperti kekerasan, perkawinan anak, dan lainnya guna mewujudkan generasi yang tangguh dan berkualitas.
Kepala Dinas SP3APMD Kayong Utara, Nendar Soeheri, menyampaikan dalam sambutannya bahwa kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan, meningkatkan peran keluarga dalam pengasuhan anak, dan menurunkan tingkat kekerasan terhadap anak yang marak terjadi di Kabupaten Kayong Utara.
“Dinas SP3APMD bekerjasama dengan KPAD, kepolisian Kabupaten Kayong Utara, dan psikolog untuk memberikan perlindungan terhadap persoalan yang muncul di Kabupaten Kayong Utara. Fokus kami adalah menurunkan pekerjaan anak dan mencegah perkawinan anak,” tambah Nendar.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kayong Utara, Maria Fransisca, menjelaskan bahwa target program imunisasi polio mencakup 18.824 anak, terdiri dari anak usia 0 sampai 59 bulan (8.354 anak), usia PAUD dan TK (4.314 anak), serta anak usia SD (6.156 anak).
“Kita semua diminta untuk mencapai target minimal 95 persen. Artinya, semua anak-anak yang berusia 0-7 tahun harus diimunisasi polio,” terang Fransisca.
Fransisca menambahkan, perlindungan anak memerlukan kerja sama antara semua pihak termasuk Dinas SP3APMD, KPAD, Kepolisian, serta pihak terkait lainnya.
“Jika kita melihat seorang anak tiba-tiba lumpuh di bawah usia 15 tahun, itu bisa jadi akibat penyakit polio. Oleh karena itu, pemberian imunisasi polio sangat penting dan dilakukan di berbagai fasilitas seperti sekolah, posyandu, dan fasilitas kesehatan lainnya,” jelasnya.
Maria Fransisca menyoroti cakupan imunisasi yang masih rendah di tahun 2023, hanya mencapai 44,66 persen. “Bagaimana kita mau melindungi anak-anak jika cakupan imunisasi baru 44,66 persen. Kita membutuhkan lebih dari 85 persen anak-anak kita terimunisasi untuk memberikan perlindungan menyeluruh di kabupaten,” ungkapnya.
(Diskominfo)