: Foto : Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban saat gelar Sarasehan/Pembinaan Desa Siaga. (ist)
Oleh MC KAB TUBAN, Jumat, 28 Juni 2024 | 16:28 WIB - Redaktur: Juli - 147
Tuban, InfoPublik - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban tahun ini fokus mendukung pelaksanaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Integrasi Layanan Primer (ILP).
Oleh sebab itu, pihaknya telah melaksanakan kegiatan Sarasehan/Pembinaan Desa Siaga di 10 desa/kelurahan yang menjadi lokus ILP, mulai 6-28 Juni 2024.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban, Syahrul Afifa Ratna Sari, kepada reporter tubankab, Jumat (28/6/2024).
Sebelumnya, pihaknya telah menetapkan 34 Posyandu Center of Excellence (CoE) sebagai lokus atau sasaran Posyandu ILP tahun 2024. Lokus Posyandu ILP ini diutamakan yang terletak di wilayah puskesmas pembantu (pustu) karena standar pelaksanaannya mensyaratkan minimal ada dua tenaga kesehatan di desa tersebut, yakni satu bidan dan satu perawat.
Adapun desa yang menjadi lokus tersebut adalah Desa Tahulu (Kecamatan Merakurak), Desa Leran Wetan (Kecamatan Palang), Desa Merkawang (Kecamatan Tambakboyo), Desa Prunggahan Kulon (Kecamatan Semanding), Desa Remen (Kecamatan Jenu), Desa Sumurgung (Kecamatan Tuban), Desa Tobo (Kecamatan Merakurak), Desa Karanglo (Kecamatan Kerek), dan Desa Kowang (Kecamatan Semanding). Selain itu, pembinaan juga dilakukan di Kelurahan Sukolilo (Kecamatan Tuban).
Kegiatan sarasehan/pembinaan dihadiri oleh berbagai lintas sektor mulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Pembantu, pemerintahan desa, Tim Penggerak PKK, kader kesehatan, organisasi masyarakat, dan berbagai pihak terkait.
Dalam kegiatan tersebut, Ratna, sapaan akrabnya, menekankan pentingnya Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia melalui enam pilar transformasi kesehatan yang salah satu pilar utamanya, yaitu transformasi layanan kesehatan primer yang dijalankan untuk mengatasi berbagai tantangan dalam pencapaian indikator kesehatan nasional.
Dikatakan, transformasi kesehatan mencakup penerapan siklus hidup sebagai platform integrasi pelayanan kesehatan sekaligus platform penguatan promosi dan pencegahan, mendekatkan pelayanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat desa dan dusun, serta memperkuat pemantauan wilayah setempat.
Pada desa siaga diharapkan masyarakatnya memiliki kesadaran serta kemampuan untuk mencegah sekaligus menangani berbagai permasalahan, khususnya masalah-masalah kesehatan. Dalam hal ini, kader menjadi salah satu ujung tombak dalam penerapan transformasi layanan kesehatan primer.
“Harapannya desa siaga kesehatan. Ada beberapa indikator yang memang harus dipenuhi sebagai desa siaga. Ada tahapan yang harus dilalui, mulai dari pratama, madya, purnama, dan mandiri. Dari masing-masing tahapan ada indikator yang harus dipenuhi,” tukasnya.
Pada kegiatan tersebut, pihaknya berupaya menggali informasi, mengidentifikasi masalah, sekaligus mencari solusi dari permasalahan yang ada. Untuk itu, pemerintah desa/kelurahan beserta tenaga dan kader kesehatan diberikan kesempatan untuk memaparkan berbagai potensi serta kendala yang dihadapi dalam menjalankan desa siaga. Selanjutnya, akan dibahas secara bersama-sama terkait solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada.
“Dalam sarasehan akan dibedah apa saja permasalahan yang dihadapi sekaligus solusinya. Permasalahan di desa yang menyangkut kesehatan itu banyak dan harus diselesaikan bersama-sama, melibatkan semua lini. Ini salah satu upaya kita untuk mewujudkan desa siaga mandiri,” tandasnya.
Ratna mengakui tidak mudah untuk mewujudkan Posyandu ILP tersebut, Oleh karena itu, pihaknya meminta dukungan dari semua sektor, terutama pemerintah desa untuk memenuhi jumlah kader yang ada di wilayahnya masing-masing agar menjadi posyandu aktif sebagai salah satu syarat pelaksanaan Posyandu ILP. Termasuk juga memperhatikan kesejahteraan para kader sebagai pilar dan ujung tombak dalam menjalankan program pemerintahan di bidang kesehatan. (yeni dh/hei)