- Oleh MC KAB SLEMAN
- Kamis, 21 November 2024 | 11:14 WIB
: Bank Sampah Go-Green Padukuhan Cupuwatu II, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan.
Oleh MC KAB SLEMAN, Sabtu, 29 Juni 2024 | 09:09 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 214
Sleman, InfoPublik - Ada yang menarik dari roses pengolahan sampah menjadi bahan bakar minyak (BBM) di Bank Sampah Go-Green Padukuhan Cupuwatu II, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan. Pasalnya, kegiatan ini menjadi edukasi wisata yang banyak dikunjungi berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga desa untuk berlajar cara pengolahan sampah.
Pendiri Bank Sampah Go-Green Supriyani Wulandari mengatakan, keberadaan mesin pirolisis untuk mengolah sampah menjadi BBM menjadi daya tarik tersendiri di Bank Sampah Go-Green. Pasalnya, sarana ini belum ada di wilayah lain di DIY.
“Jadi banyak yang datang untuk belajar cara pengolahan sampah di sini,” kata Dhani, sapaan akrabnya, Rabu 26 Juni 2024.
Lebih lanjut Dhani kemudian menjelaskan, kunjungan tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa atau orang dewasa. Pasalnya, pada Rabu pagi ada puluhan anak dari Komunitas Rumah Baca Ataria hadir untuk melihat cara pengolahan sampah.
“Untuk kalangan anak-anak [SD] ini baru pertama kali. Kami menyambut baik karena jadi bagian wisata edukasi dalam mengurai persoalan sampah di DIY,” katanya.
Dhani menjelaskan, selama kunjungan berlangsung, anak-anak diberikan pemahaman tentang tata cara pengolahan sampah yang baik dengan benar. Selain diperlihatkan tentang mesin pirolisis untuk mengolah sampah plastik jadi BBM, Dhani menambahkan, anak-anak yang berkunjung juga diajari memilah sampah sesuai kateogrinya.
“Jadi pemilahan ini penting, meski kesannya terlihat sepele. Sebab, dengan memilah maka sampah bisa dikurangi karena ada yang bisa dimanfaatkan lagi,” katanya.
Pendiri Rumah Baca Ataria Mita Hapsari mengatakan, tujuan mengajak 25 anak ke Bank Sampah Go-Green di Kalurahan Purwomartani menjadi bagian untuk mengisi liburan sekolah. Hal ini dilakukan agar ada pengalaman yang positif selama libur berlangsung.
“Ini jadi satu rangkaian selama liburan. Sebab, kegiatan tidak hanya ke Bank Sampah Go-Green, tapi ada kegiatan lain juga berkaitan dengan pengolahan sampah,” katanya.
Menurut Mita, pengenalan tentang pengolahan sampah sejak dini sangat diperlukan. Terlebih lagi sambung Mita, kondisi saat ini sampah menjadi persoalan yang belum terselesaikan dan cenderung masih jadi masalah.
“Tidak hanya diberikan wawasan untuk belajar, tapi anak-anak diharapkan bisa mengaplikasikannya di rumah masing-masing,” pungkasnya. (Athiful/KIM Depok)