: Para IRT yang tergabung dalam KWT Berkah Trigona binaan Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis Kabupaten Paser Kalimantan Timur, memiliki keterampilan dalam budidaya budidaya batik ecoprint, yang metode pembuatannya memanfaatkan pewarna alami dari zat warna daun.
Oleh MC KAB PASER, Selasa, 19 Maret 2024 | 21:35 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 141
Paser, InfoPublik – Para ibu rumah tangga (IRT) yang aktif dalam Kelompok Wanita Tania (KWT) Berkah Trigona binaan Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis telah memiliki keterampilan dalam budidaya budidaya batik ecoprint. Dengan metode pembuatannya memanfaatkan pewarna alami dari zat warna daun.
Meski terbilang baru, Ketua KWT Berkah Trigona Naniah mengatakan, anggotanya sangat antusiasme menggeluti keterampilan tersebut.
“Kami sudah dilatih di Bogor, kegiatan ini menyenangkan,” kata Naniah di Tanah Grogot, Selasa (19/3/2024).
Pewarna dari batik ecoprint juga bisa menggunakan akar atau batang, yang kemudian diletakkan pada sebuah kain hingga membentuk motif pada kain yang direbus.
Naniah menyebut, dirinya merasa menyatu dengan alam karena bahan-bahan yang dibutuhkan untuk budidaya ini berasal dari dedaunan dan akar pohon.
Bahannya berasal dari daun jati, daun kelikir, daun pakis, daun sungkai, kelor, dan gelinggang yang tumbuh liar di hutan.
Memang, budidaya ini perlu mendapat sokongan modal yang cukup untuk bisa berkembang. Menurut Naniah, harga sebuah pakaian bermotif batik ecoprint bisa dihargai Rp200 ribu sampai Rp300 ribu lebih.
“Saat ini modal yang diperlukan untuk membeli kain dan plastik untuk menggulung kainnya,” ujarnya.
Karya batik ecoprint KWT Berkah Trigona belum dipasarkan karena terbilang masih baru. Produk batik yang dihasilkan sementara ini dikenakan oleh anggota sambil mempromosikan hasil keterampilan mereka. (MC Paser/Irfan)