- Oleh MC KAB BALANGAN
- Rabu, 27 November 2024 | 16:59 WIB
: Inovasi yang dikembangkan oleh Puskesmas Awayan untuk pengelolaan obat kedaluarsa adalah Montada (Monitoring Tanggal Obat Kadaluarsa.-Foto:Mc.Balangan
Oleh MC KAB BALANGAN, Sabtu, 16 Maret 2024 | 14:55 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 478
Paringin, InfoPublik - Salah satu inovasi yang dikembangkan oleh Puskesmas Awayan adalah Montada (Monitoring Tanggal Obat Kadaluarsa) yang digagas oleh Apt. Misiana Winda Irianti, S.Farm yang menjabat sebagai Apoteker Puskesmas Awayan dalam rangka peningkatan layanan kefarmasian.
dr Winphy Prasetyo selaku Kepala Puskesmas Awayan mengungkapkan, ide inovasi ini berawal dari tujuan penerapan standar pelayanan kefarmasian yang menjadi tolak ukur dan pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan sediaan farmasi dan BMHP yang efisien, efektif dan rasional.
Kemudian juga meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.
"Berdasarkan hasil analisis pada lembar stok opname perbekalan farmasi, pencatatan jumlah stok obat melalui kegiatan stok opname (pencatatan dan penyesuaian jumlah stok) dilakukan setiap akhir bulan namun karena kurangnya tenaga kefarmasian yang bertugas, monitoring tanggal kadaluarsa obat yang mendekati tanggal kadaluarsa tidak dapat dilakukan dengan optimal, seperti tidak adanya penandaan khusus untuk obat yang mendekati kadaluarsa tiga sampai enam bulan sebelum tanggal kadaluwarsa pada rak penyimpanan obat di ruang farmasi ataupun di gudang obat," jelasnya.
Lebih lanjut, menurutnya, pengelolaan obat yang telah melewati tanggal kadaluarsanya juga kurang optimal menyebabkan penumpukan obat kadaluarsa yang disimpan di satu gudang obat yang sama dengan penyimpanan obat lainnya.
Berdasarkan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) pada bulan Januari hingga Maret 2023 di UPTD Puskesmas Awayan ditemukan obat kadaluarsa dalam jumlah yang cukup banyak yaitu terdapat 1.815 tablet, 67 salep dan 10 sirup yang telah melewati kadaluarsa
“Kami berharap dengan adanya inovasi ini stok obat yang kadaluarsa sedikit berkurang dan pemakaian obat bisa lebih efektif dan efisien ke depannya," ujarnya.
Sementara itu, Apt. Misiana Winda Irianti, S.Farm menambahkan ide inovasi ini disusun untuk memberikan gagasan pemecahan isu yang tepat agar obat yang kadaluarsa tidak terdistribusi ke pasien dan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan misi puskesmas yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
Uji coba dilaksanakan 2023, setelah koordinasi dengan kepala puskesmas dan berkoordinasi dan dilakukan di ruang farmasi dan Gudang Obat UPTD Puskesmas Awayan.
"Melalui inovasi ini kami mampu meningkatkan pengelolaan obat melalui monitoring tanggal kadaluarsa obat yang sesuai standar pelayanan kefarmasian, sehingga mengurangi penumpukan obat kadaluarsa serta meningkatkan keamanan obat bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Awayan,"tambahnya. (MC Balangan/el/eyv)