- Oleh Fatkhurrohim
- Kamis, 19 Desember 2024 | 09:35 WIB
: DPK PPNI Puskesmas Labuan Bajo bersama para guru di SDN Batu Cermin. (Foto: Yanti)
Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Sabtu, 16 Maret 2024 | 14:27 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 733
Labuan Bajo, InfoPublik - Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Puskesmas Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, menggelar kegiatan penyuluhan tentang penyakit TBC (Tuberculosis) sebagai bagian dari peringatan HUT ke-50 PPNI.
Dengan mengusung tema ‘Peduli Untuk Bersinergi’, kegiatan itu dilangsungkan di SDN Batu Carmin, Labuan Bajo, Sabtu (16/3/2024).
Dalam penyampaian kata sambutannya,
Ketua DPK PPNI Puskesmas Labuan Bajo yang diwakili oleh Yosefina Nuriati mengatakan konsep kegiatan ini adalah perawat peduli untuk bersinergi dengan gerakan Indonesia akhiri TBC untuk generasi emas tahun 2045.
“Kegiatan penyuluhan TBC ini dalam rangka mendukung Indonesia Emas tahun 2045, salah satunya dengan menyelamatkan masyarakat dari tuberkulosis, yaitu dengan Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis (GIAT),” tutur Yosefina.
SDN batu cermin dipilih sebagai lokus kegiatan, kata Yosefina, karena berdasarkan data kesehatan di puskesmas Labuan Bajo, 30 persen masyarakat yang terkena penyakit TBC berasal dari wilayah Desa Batu Cermin.
“Untuk itu, harus dilakukan edukasi kepada anak-anak sekolah, dengan tujuan agar mereka bisa mengetahui dan memahami dampak dari penyakit TBC,” ujarnya.
Yosefina menerangkan bahwa ada beberapa jenis penyakit TBC yang perlu diwaspadai, yakni TBC paru, TBC kelenjar, TBC kulit, dan TBC tulang.
Tanda-tanda seorang anak diketahui sedang terserang penyakit TBC, kata Yosefina, adalah batuknya terus menerus selama kurang lebih dua minggu, kurang beraktivitas, nafsu makan berkurang, pertumbuhannya terlambat, dan berkeringat di malam hari.
Jika seorang anak menunjukkan gejala demikian, maka orang tua harus mengambil tindakan dengan membawanya ke puskesmas terdekat.
Selain itu, jika seseorang sudah terdiagnosa terserang TBC, lanjut Yosefina, maka butuh waktu penanganan selama kurang lebih enam bulan atau lebih, tergantung kondisi dari setiap pasien, dengan biaya ditanggung pemerintah atau gratis.
Yosefina juga menjelaskan bahwa TBC bukan penyakit turunan. TBC merupakan kuman mycobacterium tuberculosis yang ditularkan dari orang ke orang lain melalui udara, melalui media makanan atau minuman.
Karena itu, kepada anak-anak sekolah, tim dari Puskesmas Labuan Bajo menjelaskan tentang etika ketika sedang batuk atau bersin.
“Kita harus menggunaka masker. Jika tidak ada masker, maka saat batuk atau bersin tutuplah mulut dan hidung dengan menggunakan lengan atas bagian dalam. Tutup mulut dan hidung dengan tisu, buang tisu pada tempat sampah dan cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir,” papar Yosefina, yang diamini oleh Anita Sadir, pemandu sosialisasi.
Kegiatan sosialisasi diakhiri dengan penyerahan suvenir berupa banner yang bertuliskan lima etika batuk dan bersin, 500 pcs masker, dan dua buah tempat sampah kepada SDN Batu Cermin.
Kepala SDN Batu Cermin, Agustinus Aba, menyampaikan terima kasih kepada tim dari Puskesmas Labuan Bajo yang memilih SDN Batu Cermin sebagai lokus pelaksanaan kegiatan HUT ke-50 PPNI.
“Terima kasih kepada DPK PPNI Puskesmas Labuan Bajo. Dengan adanya kegiatan edukasi ini, anak-anak bisa mengetahui cara penularan dan pencegahan TBC dengan cara yang baik dan benar,” tutur Agustinus. (Sebinus/Yanti-Tim IKP Kominfo)