- Oleh MC PROV ACEH
- Sabtu, 30 November 2024 | 00:16 WIB
: Inovasi kompor gas berbahan bakar sampah organik menghantarkan tiga mahasiswa asal Aceh meraih runner up dalam kompetisi proyek sosial nasional Innovillage Foto: MC Aceh
Oleh MC PROV ACEH, Sabtu, 16 Maret 2024 | 07:22 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 175
Banda Aceh, InfoPublik – Inovasi kompor gas berbahan bakar sampah organik menghantarkan tiga mahasiswa asal Aceh meraih penghargaan juara kedua alias runner up dalam kompetisi proyek sosial nasional Innovillage pada Sabtu (9/3/2024) pekan lalu.
Ketiga mahasiswa tersebut yaitu Nabilla Maharani dan Nauma Lailla dari Universitas Syiah Kuala (USK) dan Ihsan Perdana Putra dari UIN Ar-Raniry.
Kesuksesan mereka berkat proyek inovasi berjudul Pemberdayaan Masyarakat Gampong Pemulung untuk membuat program Koran (Kompor Gas Berbasis Sampah Organik Ramah Lingkungan) disertai sensor kebakaran, yang dibimbing dosen USK, Zahrul Fuady, menjadi Juara 2 pada kategori Zero Waste Solution.
Melalui program Koran, Nabilla dan tim menjadikan 15 orang ibu PKK di desa atau gampong Jawa, Kota Banda Aceh sebagai kader.
Para kader dilatih untuk membuat produk berupa biodigester sederhana, yaitu alat pengolahan sampah organik menjadi gas pengganti LPG serta cara mengoperasikan sensor kebakaran berbasis Internet of Things (IoT).
Selain itu, tim ini turut menggandeng support dari berbagai organisasi untuk meningkatkan kebermanfaatan bagi masyarakat.
Melalui kolaborasi dengan Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A), tim ini memberikan pelatihan pertolongan pertama pada luka bakar, dengan berkolaborasi dengan Fasilitator Tangguh Bencana (Fastana) USK dalam memberikan pelatihan kesiapsiagaan menghadapi kebakaran kepada kader ibu PKK Gampong Jawa.
Selain itu, tim ini juga telah berhasil membuat buku petunjuk teknis pembuatan biodigester sederhana.
Ketua Tim Koran, Nabila, mengaku bersyukur dengan adanya Innovillage 2023. Kehadiran ajang ini telah memberi ruang bagi mahasiswa untuk berinovasi dan bekerja sama mengatasi permasalahan dengan pendekatan teknologi.
"Begitu banyak pengalaman dan insight baru yang kami dapatkan selama menjalankan program. Kami didorong untuk mampu berpikir kreatif dan inovatif disamping secara tidak langsung telah mengasah diri untuk terjun di tengah-tengah masyarakat mencari dan menjawab permasalahan yang mereka hadapi," tuturnya, Jumat (15/3/2024).
Lebih jauh, koordinator Rakan-Smong GEN-A itu juga menyampaikan bahwa kolaborasi lintas jurusan bahkan universitas, menjadi faktor penting untuk meraih manfaat yang lebih luas.
Salah satu momen berharga, pada hari penganugerahan, Nabila dari Tim Koran juga berkesempatan bertemu dan sharing bersama tim lain dari berbagai penjuru Indonesia sebagai penerima penghargaan yang sama. Melalui koneksi ini, kata dia, para mahasiswa juga mendapatkan peluang berkolaborasi di masa depan.
"Saya berharap semangat ini terus berkembang dan menginspirasi lebih banyak generasi muda, untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa dan tentunya memberi dampak yang seluas-luasnya kami masyarakat Indonesia," bebernya.
Sementara itu, Nauma menjelaskan latar belakang yang memantik karya mereka, yakni keberadaan sampah yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, upaya pengurangan sampah melalui rangkaian inovasi yang mereka garap, kedepannya diharapkan dapat terus didukung oleh berbagai pihak, baik swasta maupun pemerintahan.
Selain memberikan manfaat kepada lingkungan, manfaat lain juga akan dirasakan oleh masyarakat tanpa harus mengeluarkan biaya bahkan mampu menghasilkan secara ekonomi.
"Program mengolah sampah menjadi biogas ini pada dasarnya berpotensi kebakaran, oleh karena itu kami juga mengaitkannya dengan kebutuhan sosialisasi dalam menangani luka bakar, dan kesiapsiagaan menghadapi kebakaran kepada penerima manfaat," terang Naumi. (mc/02)