- Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
- Sabtu, 21 Desember 2024 | 06:18 WIB
: Rembuk Stunting yang berlangsung pada Kamis (14/3/2024) di Gedung Shima, Jepara.
Oleh MC KAB JEPARA, Jumat, 15 Maret 2024 | 11:33 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 305
Jepara, InfoPubik - Setelah berhasil menurunkan angka stunting, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara tahun ini memperluas cakupan layanan prioritas penanganannya ke-70 desa/kelurahan. Jumlah itu naik dari cakupan sebelumnya yang hanya di 60 desa/kelurahan pada 2023.
Hal tersebut dikatakan Pj. Bupati Jepara, Edy Supriyanta yang diwakili Sekretaris Daerah Edy Sujatmiko saat membuka dan memberi materi dalam kegiatan Rembuk Stunting di Gedung Shima, Jepara, Kamis 14 Maret 2024.
“Kita perkuat upaya mitigasinya. Sebisa mungkin menuju zero, jangan ada penambahan anak stunting,” kata Edy Sujatmiko yang juga Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kabupaten Jepara.
Acara juga dihadiri Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara Pratikno, perwakilan Polres dan Kodim 0719/Jepara, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Hery Yulianto, serta sejumlah kepala perangkat daerah.
Edy Sujatmiko membeberkan dari pelayanan prioritas di 60 desa/kelurahan, terdapat sembilan desa/kelurahan yang hampir nol penambahan baduta (di bawah dua tahun) yang stunting. Catatan itu berkontribusi terhadap penurunan total stunting di Jepara.
“Yaitu dari 7.227 kasus pada tahun 2022, menjadi 4.175 anak pada akhir tahun 2023,” kata Edy Sujatmiko saat mengutip data aplikasi e-PPGBM.
Dia menyebut, keberhasilan Jepara menjadi yang terbaik dalam penurunan prevalensi stunting di sekitar Muria, merupakan hasil jerih payah bersama hingga di desa, mulai dari petinggi, RT dan RW, serta PKK dan kader kesehatan, termasuk dalam menggunakan dana desa. Dia meminta sinergi yang telah terbangun makin diperkuat.
Terkait penganggaran APBDes untuk penanganan stunting, dia meminta para camat memberikan fasilitasi dan mengoordinasi seluruh desa/kelurahan.
Kepala Bappeda Kabupaten Jepara, Hasanuddin Hermawan mengatakan, Rembuk Stunting digelar secara hibrid. Selain di Gedung Ratu Shima Jepara, terdapat total 250 peserta yang mengikuti kegiatan ini. Peserta yang mengikuti secara daring, di antaranya para petinggi dan lurah se-Kabupaten Jepara.
Sementara Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jepara, Pratikno menekankan pentingnya sosialisasi penanganan stunting melalui lembaga pendidikan. “Jangan terlambat, karena penanganan stunting ini harus kita lakukan jauh sebelum kelahiran, melalui remaja putri di sekolah,” kata Pratikno. (MC Kab. Jepara/STY/Rizal)